Broken
Saat ini Clarissa tengah berada di rumah Arga, mereka asik menonton film dengan Arga yang mencuri ciuman di pipi Clarissa sedari tadi.
"Kak, stop. Kakak udah cium aku sebanyak 179 kali loh," ucap Clarissa sedikit kesal karena pipinya yang menjadi korban.
"Tanggung, sampein 200 aja," ucap Arga membuat Clarissa mendelik sebal.
"Haish ...." Clarissa menghela nafas.
"Aku seneng kita bisa balik lagi kayak gini," ucap Arga lalu mencium pipi Clarissa lagi.
"Aku juga, seneng banget."
"Aku gak tau lagi kalo sampe kita beneran pisah dan gak bisa bersatu lagi," ucap Arga menatap Clarissa dalam.
"Semuanya udah ditentuin kak, kita gak bisa lawan takdir. Kita juga gak tau nanti bakalan bisa tetap bersama atau justru berpisah."
"Aku bakal berusaha tetap pertahanin kamu di sisi aku, Cla. Gimana pun caranya," ucap Arga.
"Aku juga, aku bakal berusaha bertahan. Tapi kita tetap gak bisa melawan takdir, sejauh apapun kita melawan pasti hasilnya tetap sesuai kehendak Tuhan."
"Aku tau, tapi kita harus yakin kalo kita berjodoh." Arga menangkup pipi Clarissa. Gadis itu mengangguk dengan senyum manis, walaupun hatinya ragu. Ia masih memikirkan tentang penyakit yang siap merenggut nyawanya kapan saja.
"Ehh, mau apa?" Clarissa melotot sambil menahan wajah Arga dengan satu tangannya saat pemuda itu mendekat.
"Mau ini." Arga menyentuh bibir Clarissa dengan telunjuknya sambil menatap gadis itu nakal.
"Gak, gak ada," balas Clarissa menggeleng.
"Cla." Arga menatap Clarissa memohon, namun gadis itu tetap menggeleng.
Arga mendekat, membuat Clarissa terpojok di sudut sofa.
"Heh, jauh jauh," ucap Clarissa. Namun bukan Arga namanya kalo tak bisa mendapatkan apa yang ia mau.
"Kak, ak—" Ucapan Clarissa terpotong saat Arga membungkam bibirnya. Membuat gadis itu melotot dan berusaha melepaskan diri.
Namun tenaganya tak seberapa untuk melawan Arga, jadilah dia berhenti meronta dan membiarkan Arga melakukan aksinya.
Karena tak mendapat balasan dari Clarissa, Arga menggigit bibir bawah gadis itu yang membuatnya sedikit memekik dan membuka mulut. Membuat Arga memilik akses untuk memperdalam ciumannya, mengabsen rongga mulut dan gigi Clarissa dan berbelit dengan lidah gadis itu.
Clarissa yang awalnya diam saja, akhirnya terbawa suasana. Mengikuti alur permainan pemuda yang mengukungnya.
Hingga beberapa saat ia hampir kehabisan nafas, dan Arga melepaskannya.
Clarissa menarik oksigen sebanyak mungkin, kemudian menatap Arga tajam. Bisa-bisanya Arga membuatnya hampir kehabisan nafas.
"Manis, seperti biasa," ucap Arga mengelap bibir Clarissa yang basah dan sedikit bengkak karena ulahnya.
"Apaan sih," ujar Clarissa mengalihkan wajahnya karena pipi yang merona.
KAMU SEDANG MEMBACA
Broken (END)
Teen FictionBELUM DIREVISI Judul awal : Topeng ________-----_______ Sejak kepergian kedua orang tuanya, dan hilangnya sang kakak, CLARRISA harus tinggal bersama bibi tirinya beserta keluarga wanita itu. Awalnya ia pikir semua akan berjalan lancar dan baik-baik...