۝Chapter #9 ۝

990 104 10
                                    

۝BROKEN۝

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

۝BROKEN۝

Berita tentang Arga berangkat sekolah bersama Clarissa telah menyebar luas ke penjuru SMA Angkasa. Hal itu membuat Clarissa tak tenang, ia takut semakin banyak orang yang akan membullynya.

Bel istirahat telah berbunyi semenjak 10 menit tadi. Namun Clarissa masih enggan bangkit dari duduknya, biasanya ia akan ke perpus atau taman belakang sekolahnya. Tapi tidak kali ini, ia terlalu takut untuk keluar ruangan.

Byur...

Sebotol air ditumpahkan Jesica keatas tubuh Clarissa. Lihat lah, belum apa-apa dia sudah dibully dan dipermalukan.

"Gimana? Enak? Gue baru tau kalo sekarang lo jadi cewek penggoda," ucap Jesica menusuk yang membuat Clarissa memejamkan mata meredam rasa sakit yang ia rasa.

"Emang dasarnya jalang ya gini yah? Apa jangan-jangan nyokap lo juga seorang Jalang?" ucap Jesica yang membuat emosi Clarissa meningkat. Ia tak masalah jika harus dihujat dan dihina setiap saat, namun tidak dengan ibunya. Ibu nya sudah tenang di alam sana, tidak sepantasnya mereka menjelek-jelekannya.

Clarissa bangkit dari duduknya, menatap tajam seseorang didepannya. Tatapannya menusuk siapa saja, membuat nyali Jesica yang tadi membara kini hilang seketika. Percayalah, Marahnya orang diam itu sangat menyeramkan. Dan Jesica melihat itu sekarang.

Clarissa mengangkat tangannya, hendak menampar gadis menjijikan didepannya. Namun tangan seseorang menghentikan pergerakannya, menahannya untuk tidak melakukan hal itu.

"Jangan kotorin tangan lo buat nampar cewek kayak dia," ucap Arga. Ya, Arga lah yang menahan Clarissa agar tak menampar Jesica.

"Nih, gue kasih. Pukul aja pake ini, biar tangan suci lo gak kena najis," ucap Arga mengeluarkan smirknya sambil menyodorkan sebuah penggaris kayu. Clarissa terkekeh pelan, entah kenapa hal itu terdengar lucu baginya. Dengan segera ia mengambil penggaris itu, kemudian menatap Jesica tajam.

Sementara Jesica, ia terkejut mendengar penuturan Arga. Ia pikir lelaki itu akan membelanya dan menyalahkan Clarissa, namun ternyata dugaannya salah.

Tangan Clarissa terangkat mengarahkan penggaris itu ke tubuh Jesica yang membuat gadis itu memejamkan mata. Namun selang beberapa saat, Jesica tak juga merasakan sakit di tubuhnya.

Ia membuka mata, melihat kearah Clarissa yang hanya diam menatapnya.

"Kenapa gak dipukul?" Pertanyaan yang juga ada diotak Jesica terlontar dari mulut Arga.

"Kalo aku mukul dia, aku sama aja kayak dia," jawab Clarissa mengejutkan semua yang ada disana.

"Jes, aku gak pernah membenci kamu. Kamu boleh hina aku, tapi tolong jangan orang tua ku," ucap Clarissa, ia menghela nafas. Kemudian berjalan memecah kerumunan yang ternyata sejak tadi telah tercipta.

Broken (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang