۝Chapter #51۝

566 45 5
                                    

۝BROKEN۝

Ketiga anak manusia itu berjalan beriringan menuju toko buku, selayaknya tiga bersaudara yang hidup akur.

"Kak Arga mau ikut masuk? Atau kakak nunggu di cafe sana aja," ujar Dinda ketika mereka tiba di depan toko buku itu sambil menunjuk salah satu cafe yang tak jauh dari sana.

"Gue tunggu di dalam aja," balas Arga.

"Ya udah deh, ayo," ajak Dinda.

Lalu ketiganya memasuki toko itu. Arga memutuskan untuk duduk disalah satu bangku di toko itu sambil membaca beberapa buku. Sedangkan Clarissa dan Dinda sudah mengarungi surganya novel di dalam sana.

Cukup bosan memang menunggu mereka mencari novel, apalagi hingga beberapa jam seperti ini.

Arga juga sedikit tak nyaman karena sedari tadi banyak gadis yang menatap dan berbisik membicarakannya.

"Ck ... Kalian ke sini mau liat saya? Atau mau nyari buku?" ucap Arga kepada segerombolan gadis yang berkumpul sambil merumpikan dirinya.

"Ehh ... Nyari buku kok kak," balas seorang gadis berkuncir dua dan berkaca mata bulat.

"Tapi sekalian liat cogan kayak kakak juga," timpal gadis berbandana pink cengengesan.

Arga berdecak kesal sambil menggeleng-gelengkan kepalanya tak habis pikir.

"Kak, boleh kenalan gak? Namaku Sheira," ucap gadis lain dengan make up sedikit menor, sambil mengulurkan tangan.

Namun Arga hanya melirik sekilas, lalu kembali membaca buku di tangannya.

"Ck ... Sombong," decak gadis bernama Sheira itu.

"Kak, minta nomornya dong," ucap gadis berbandana pink tadi.

"Ck ... Kal—"

"Ayo pergi," ucap Clarissa yang tiba-tiba datang lalu menarik tangan Arga keluar dari sana, meninggalkan para gadis itu yang sedang berdecak kesal. Gagal sudah mereka mendekati Arga.

Dinda? Sepertinya gadis itu masih mencari buku disana.

Arga yang ditarik Clarissa bukannya kesal, justru tersenyum senang. Ia tau jika gadis itu tengah cemburu, hingga dia menarik Arga keluar dari sana.

Clarissa berhenti, kemudian berbalik menatap Arga sambil bersedekap dada.

"Tunggu di cafe itu aja, gak usah ladenin lawan jenis," ucap Clarissa kemudian hendak kembali ke toko buku itu menemani Dinda.

"Kamu cemburu?" tanya Arga membuat Clarissa menghentikan langkahnya.

"Gak," balasnya datar.

"Gengsinya ternyata gede juga," ucap Arga terkekeh sambil mengacak rambut Clarissa. "Nih, bayar bukunya pake ini," lanjutnya sambil memberikan black card kepada Clarissa.

"Gak usah, ki—"

"Kakak yang baik harus bayarin adiknya, ambil," ucap Arga menaruh black card itu di telapak tangan Clarissa.

Broken (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang