۝Chapter #58 . ENDING۝

1.7K 79 18
                                    

Play mulmednya gengs:)

Sebelumnya gue mau bilang, ini mungkin akan jauh dari ekspektasi kalian.

Happy Reading:)

۝BROKEN۝

Clarissa sedari tadi merengek minta pulang, padahal dirinya harus tetap dirawat di rumah sakit untuk beberapa hari lagi.

"Sasa mau pulang, please," mohon Clarissa. Entah sudah ke berapa kali gadis itu mengucapkan hal yang sama.

"Kamu belum sembuh total, Sa," ucap Bima berusaha memberi pengertian kepada Clarissa.

"Kan aku bisa dirawat di rumah," kekeh gadis itu.

"Di rawat disini lebih baik, Cla." Kini giliran Arga yang menasihati Clarissa.

"Aku bosen disini, lagian aku udah baik-baik aja," ucap Clarissa dengan melipat kedua tangan di depan dada.

"Beberapa hari lagi kamu bisa pulang kok, Sa," kata Bram.

"Aku mau pulang sekarang, titik," ucap Clarissa keras kepala.

"Udah, turutin aja mau Clarissa. Kita bisa rawat dia di rumah. Kalian mau dia ngambek terus ngediemin kalian karna gak dibolehin pulang?" ujar Rani, dengan cepat ketiga pria itu menggeleng.

"Huft ... Ya udah, biar aku yang izinin Clarissa pulang ke dokter," ucap Arga mengalah.

"Yeay ... Makasih kak Arga," sorak Clarissa senang.

"Iya, sama-sama," ucap Arga mengusap kepala Clarissa lalu pergi dari sana.

Clarissa senang, akhirnya ia bisa kembali ke rumahnya. Rumah penuh kenangan milik kedua orang tuanya.

Entah kenapa, ia benar-benar ingin pulang.

"Halo, Clarissa," sapa dokter Adi, dokter yang menangani Clarissa.

"Halo, dok. Saya boleh pulang kan?" tanya Clarissa.

"Saya periksa keadaan kamu dulu. Jika memungkinkan, kamu boleh pulang," ucap Adi.Kemudian ia memeriksa Clarissa dengan teliti selama beberapa menit.

"Gimana dok?" tanya Clarissa antusias setelah Adi memeriksanya.

"Ya, kamu boleh pulang," ucap Adi tersenyum.

"Yes ...," pekik Clarissa senang sambil bertepuk tangan.

"Tapi nanti setiap harinya akan ada suster yang cek kondisi kamu," kata Adi. Lalu ia mendekat, membisikkan sesuatu. "Apalagi karna kamu punya penyakit leukimia."

"Siap dok," ucap Clarissa berusaha tetap semangat. Padahal di dalam hatinya, perkataan terakhir Adi itu mengganggu pikirannya.

"Ya sudah, kalo begitu saya permisi," ucap dokter Adi.

"Makasih dok," ucap semuanya. Adi mengangguk, lalu berjalan keluar.

"Dokter Adi bisikin apa?" tanya Dinda penasaran.

"Kepo," balas Clarissa membuat Dinda mencebikkan bibirnya.

Broken (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang