۝Chapter #38۝

571 59 4
                                    

۝BROKEN۝

Rigo dan yang lainnya masih mencari Clarissa, begitu juga dengan Arga. Mereka semua berjalan kesana kemari sambil meneriakkan nama gadis itu.

"Sudah lah, sebaiknya kita pulang. Ini sudah sangat gelap, kita lanjutkan pencariannya besok saja," ucap Pak Dodi.

"Apa? Saya gak mau pak. Kita harus menemukan Clarissa malam ini juga." Rigo tak mungkin membiarkan Clarissa berjuang sendirian mencari jalan keluar di hutan ini, ia akan mencari gadis itu sampai dapat.

"Tapi Rigo, medan disini sangat sulit dan berbahaya. Apalagi di malam hari seperti ini, kita tidak mungkin bisa menemukan Clarissa," balas Pak Dodi.

"Pak, apa bapak tega ngebiarin Clarissa tersesat sendirian di hutan ini? Dia pasti ketakutan, Pak. Dan kalo sampai terjadi sesuatu sama dia gimana."

"Saya tau, Rigo. Tapi pencarian kita juga tidak akan membuahkan hasil ditengah gelap seperti ini. Besok kita lanjutkan ya." Pak Dodi menepuk bahu Rigo, mengajaknya berbalik. Namun dengan cepat Rigo menepisnya dan kembali menolak.

"Saya gak mau, Pak. Kalo kalian mau pulang ke perkemahan, silahkan. Tapi saya bakal tetap cari Clarissa," ucap Rigo kekeh.

"Rigo, kamu jangan gila. Kalo kamu cari sendirian, yang ada nanti kamu yang hilang."

"Iya, go. Udah lah, kita balik aja dulu," timpal seorang siswa.

"Diam lo! Gak usah ikut campur!" bentak Rigo.

"Rigo, ayo. Tolong kerja sama nya."

"Kerja sama apa pak? Bapak mau kalo Clarissa kenapa-napa?" Rigo semakin emosi. Bisa-bisanya Pak Dodi mengajaknya pulang sementara Clarissa masih berjuang sendirian disana.

"Bukan begitu, go. Kita akan mencari Clarissa besok, dimalam hari seperti ini tidak akan membuahkan hasil. Sekarang kita pulang, kalo kamu nyari sendirian, kamu akan ikut tersesat. Masih untung kalo kamu bertemu dengan Clarissa, jika tidak? Malah nambah masalah kan?" ucap Pak Dodi bijak.

"Tapi, pak—"

"Ayo, ayo... Pulang dulu," ajak Pak Dodi menarik Rigo pergi dari sana. Dengan pasrah, Rigo pun mengikuti perintah Pak Dodi untuk kembali ke perkemahan.

Disisi lain, Arga masih terus mencari Clarissa. Tak peduli dengan dirinya yang sudah cukup kelelahan, pemuda itu tetap berjalan. Baginya, Clarissa yang terpenting. Ia tak akan membiarkan gadis itu kenapa-kenapa.

"CLA ... CLARISSA," teriak Arga, namun tetap saja tak ada balasan dari Clarisaa.

Arga masih terus berjalan hingga tanpa sengaja ia tersandung, membuat tubuh kekarnya jatuh ke tanah. Untung saja ia tak terkena ranting di depannya. Sebentar, apa tadi? ranting?

Ternyata di ranting itu terdapat sebuah kain, sepertinya sobekan celana. Arga mengambil kain itu, ia memperhatikannya dengan senter ponsel. Ia yakin jika itu adalah sobekan celana Clarissa, berarti gadis itu tak jauh dari sana.

Arga bangkit, semangatnya yang tadi sempat hilang kini telah kembali. Ia yakin bisa menemukan Clarissa sebentar lagi.

"CLA ... CLARISSA ... KAMU DIMANA? INI AKU ARGA," teriak Arga dengan terus berjalan.

"CLA ... CLARISSA."

"Kak ... Kak ... Ar ... ga." Terdengar sebuah suara yang samar-samar Arga dengar, ia yakin itu Clarissa.

"CLA... KAMU DIMANA?" Arga berusaha mencari asal suara itu.

"Kak ... To-long ... Sa ... Kit."

Broken (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang