۝Chapter #56۝

793 48 6
                                    

Play mulmed biar lebih ngena whehe:D

۝BROKEN۝

Sudah seminggu sejak Arga sadar dari komanya, namun Clarissa belum juga sadarkan diri.

Setiap saat, Arga selalu datang menemui gadis itu. Membawa setangkai bunga, menggenggam tangan Clarissa sambil bercerita dan menumpahkan isi hatinya, lalu mencium kening Clarissa dan tertidur disamping gadis itu dengan memeluknya lembut. Ia tak pernah absen melakukan itu.

Seperti sekarang, Arga memasuki ruangan itu. Seragam sekolah masih melekat di tubuhnya yang mulai mengurus. Wajah pemuda itu tak setegas dulu, tatapannya yang dulu tajam pun kini semakin sayu.

"Hai, aku datang lagi," sapa Arga kepada gadis yang masih betah menutup mata.

"Hari ini aku bawa bunga lily," ucap Arga lalu mengganti mawar merah disana dengan lily putih yang baru ia bawa.

"Kata tukang bunganya, Lily itu melambangkan kesucian, kemurnian, ketulusan, kemuliaan, pengabdian juga persahabatan. Karena kamu adalah orang paling tulus di dunia ini yang aku tahu, jadi aku bawain bunga itu buat kamu," jelas Arga menggenggam tangan Clarissa.

"Cla, kamu gak ada niatan mau bangun gitu?" tanya Arga mencebikkan bibir.

"Kalo kamu bangun, aku janji deh gak bakal larang kamu makan es krim yang banyak lagi. Kita bakal jalan-jalan tiap hari, kita bikin istana pasir sama-sama, kita lihat bintang bareng," ucap Arga, ia tersenyum membayangkan semua itu.

Tapi kemudian setetes air mata jatuh di pipinya, dengan cepat ia menghapusnya.

"Kamu tau? Rigo sekarang jadi playboy loh," monolog Arga.

"Katanya Caramel selingkuh, dan dia lebih milih selingkuhannya daripada Rigo," ucapnya terkekeh.

"Kamu udah ketinggalan banyak hal loh. Makanya, ayo bangun," ucap Arga.

"Huft ... Ya udah deh kalo kamu gak mau bangun, aku juga mau ikut tidur," ucap Arga lalu berbaring di samping Clarissa.

Mencium kening gadis itu, lalu memeluknya dengan hati-hati agar tak mengganggu kerja alat bantu di tubuh gadis itu.

"Good sleep, adikku," ucap Arga lalu ikut memejamkan mata.

***

Arga terbangun dari tidurnya ketika seseorang mengelus rambutnya, ia menoleh menatap si pelaku yang ternyata adalah Rani.

Pemuda itu kemudian bangkit, dan berbicara dengan suara seraknya.

"Kenapa, Ma?"

"Ada Jesica di depan, katanya dia temen Clarissa. Dia mau jenguk, boleh?" tanya Rani.

"Boleh, Ma," jawab Arga. Kini pemuda itu memang memanggil Rani dan Bima dengan sebutan Mama Papa atas permintaan keduanya.

"Ya udah, Mama panggil dia dulu. Kamu jangan lupa makan ya," ucap Rani mengelus punggung Arga lalu berjalan keluar.

Beberapa saat setelah Rani pergi, Jesica masuk dengan langkah pelan.

"Hai, kak. Apa kabar?" sapa Jesica.

Broken (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang