BROKEN
Clarissa keluar dari rumahnya, menghampiri Arga yang duduk gagah di atas motor merah.
"Pagi, pendek," sapa Arga mencubit pipi Clarissa.
"Agh ... Sakit, kak," ucap Clarissa melepaskan tangan Arga dari pipinya.
"Gemesin sih."
"Ya udh, yuk berangkat," ajak Clarissa yang diangguki Arga.
Setelah memakai helm dan menaiki motor, keduanya pun melaju membelah jalanan.
"Cla, aku liat kamu di pesta kemarin malam. Apa itu emang kamu, atau aku salah liat?" tanya Arga membuka pembicaraan.
"Loh, kakak disana?" Bukannya menjawab, Clarissa justru bertanya balik.
"Iya, tapi cuma sebentar karna ada urusan. Jadi itu emang kamu?" balas Arga.
"Iya, kak."
"Kamu gak dideketin cowok-cowok disana kan?" tanya Arga posesif.
"Enggak kok."
"Bagus. Kalo ada yang berani deketin atau gangguin kamu, bilang sama aku. Biar aku habisin."
"Katanya udah gak ngebunuh lagi?"
"Gak ngebunuh, Cla. Tapi dibikin masuk rumah sakit," balas Arga.
"Jangan kayak gitu, kak. Nambah-nambahin musuh," ucap Clarissa.
"Lebih baik punya banyak musuh, Cla. Daripada banyak temen tapi nusuk dari belakang." Perkataan Arga membuat Clarissa bungkam.
෴෴
Clarissa berjalan menyusuri rak buku didalam perpus, mencari beberapa cerpen atau novel yang bisa ia baca.
Gadis itu hendak mengambil sebuah novel yang tampak menarik di rak teratas, namun tangannya tak dapat menjangkaunya.
Ia berjinjit, kesulitan mengambil buku itu. Hingga sebuah tangan kekar terlebih dahulu menjangkau.
Clarissa berbalik matanya bertubrukan dengan dada bidang seseorang, kemudian mendongakkan kepala.
Tak..
Sebuah buku mendarat dikepalanya karena ulah lelaki dihadapannya.
"Pendek," ejek Arga kemudian menyerahkan buku itu.
"Ish ..." ucap Clarissa lalu berjalan menuju bangku panjang perpustakaan.
Baru saja gadis itu membuka halaman depan novelnya, seseorang yang berbaring dengan kepala di paha Clarissa membuatnya menghentikan pergerakan.
"Kak, ngapain? Gak enak diliatin orang," ucap Clarissa, namun Arga tak peduli, pemuda itu justru memejamkan mata.
"Gak usah mikirin orang lain," balas Arga masih dengan mata tertutup.
Clarissa menghela nafas, ia lebih memilih membaca novelnya daripada berdebat dengan Arga yang pada akhirnya ia yang akan kalah.
Clarissa masih fokus membaca novelnya sampai pergerakan Arga menghentikannya. Pemuda itu membenarkan posisinya, beralih memeluk perut ramping Clarissa.
Ia tersenyum, kemudian menutup novel ditangannya. Beralih menatap ciptaan Tuhan yang begitu indah dimatanya.
Entah inisiatif dari mana, Gadis itu kemudian mengelus rambut Arga membuat sang empunya merasakan nyaman dalam tidurnya.
"Aku gak tau gimana kehidupan aku kalo gak ketemu kakak. Mungkin aku masih menjadi Clarissa yang tak mengenal apa itu bahagia dan cinta," ucap Clarissa menatap Arga dengan tatapan penuh cinta.
KAMU SEDANG MEMBACA
Broken (END)
Teen FictionBELUM DIREVISI Judul awal : Topeng ________-----_______ Sejak kepergian kedua orang tuanya, dan hilangnya sang kakak, CLARRISA harus tinggal bersama bibi tirinya beserta keluarga wanita itu. Awalnya ia pikir semua akan berjalan lancar dan baik-baik...