.
.
.
.
.
.
cerita di balik, 'Julian si Jahat'.
.
.
.
.
.
.
.
Apa Julian adalah dokter yang mendampingi Byan sejak ia kecil? Jawabannya,
Bukan.
Byan punya banyak dokter kenalan sebelumnya.
Tapi tuan Andrew selalu membawa Byan ke dokter dan tempat yang berbeda setiap mereka melakukan vaksin.
Byan bisa menghafal wajah, bahkan tempat dengan sangat baik. Ia menangis keras sekali saat sadar ada di tempat yang sama dengan terakhir kali dirinya mendapat sebuah suntikkan yang tak begitu manis.
Jadi Andrew mencari cara agar dapat membawa Byan dengan tenang dan mendapatkan semua treatment yang ia butuhkan untuk perkembangan juga kesehatannya.
Dan sekarang adalah salah satu jadwal rutin yang Andrew begitu perhatikan pelaksanaanya.Byan itu cerdas, dan karena kecerdasan nya itulah Andrew harus selalu mempunyai jawaban, memiliki kata-kata yang dapat dipahami otaknya. Begitupun pengertian yang diberikan beberapa hari sebelum jadwal temu untuk vaksin terakhir Byan.
"Byan.." Andrew mendudukkan dirinya di samping tubuh Byan yang sibuk dengan lautan legonya.
Tampak serius menyatukan potongan-potongan membentuk banyak bentuk baru.
"Byanice.." Andrew mengangkat tubuh tak seberapa besar itu melayang sampai jatuh perlahan di hadapannya.
Byan menatapnya penuh tanda tanya. "Byan lagi main, papah." Andrew mengangguk.
"Papah tau, byan. Papah butuh bicara. Mau dengerin papah?" Byan mengangguk pasrah.
Andrew tertawa melihat respon itu. "Jangan marah, oke? Byan bisa susun legonya lagi sehabis ini. Papah harus pergi sebentar lagi, jadi sebelum papah pergi, papah mau ngomong dulu sama Byanice."
"Ini penting? Karena pasang Lego itu lebih penting, jangan omong kosong." Wah, Andrew terkejut mendengar kosa kata baru terlontar dari Byan
"Wait, siapa yang kasih tau perihal omong kosong? Papah baru denger Byan ngomong itu deh kayaknya." Byan menyentakan kepalanya ke belakang. Berusaha mendongak agar bisa mendapat pemandangan penuh ke arah papahnya yang masih mengenakan setelan formalnya.
"Aku nonton movies paaap.. and they said, 'Jangan mengada. Dia tak akan percaya omong kosong.' that's it." Andrew ikut tertawa kecil saat Byan mengakhiri suara lucunya dengan giggles khasnya.
"Jadi kamu nonton banyak movies sama Robert?" Byan mengangguk semangat. Ruang tengah biasa setenang ini saat Byan bermain. Byan tak suka melakukan sesuatu sekaligus.