Haiii.😁
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Happy me, happy reading✨
Imma sorrreeyy typo🥺✊🏻
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Saat merasa cukup puas telah menginvasi lantai dansa, mereka kembali berceceran di sofa. Bernafas terengah seperti sehabis dikejar rombongan pelari maraton berhadiaj
Asap rokok mau pun lintingan ganja yang terbakar sudah mulai tercium. Dan di saat ini lah Byan juga mengeluarkan benda hisapnya. Teman-temannya lagi-lagi tertawa saat melihat benda keramat itu sudah di keluarkan. Padahal mereka selalu melihatnya saat mereka berkumpul seperti sekarang.
"Tch— Hahaha.." Byan tak pernah—mungkin jarang menganggap hidupnya menyebalkan. Mommanya telah berkorban untuk ini.
Ia tak boleh menyia-nyiakannya bukan?
Rei menyenggol bahunya. "nge-vape?"
Byan tersenyum remeh, berdecih. "Asma." Jawabnya percaya diri sambil mengacungkan inhaler ungu miliknya.
Mereka tertawa seperti remaja mabuk yang kenyataannya memang iya. Mereka sama-sama menghisap meski pun milik Byan yang jelas lebih canggih tak perlu api pemantik.
Jika ada yang bertanya apakah mereka pasangan di sini maka jawabannya adalah tidak satu pun.
Kembar L mempunyai pasangan mereka masing-masing di luar grup, setaunya keduanya keturunan chinese sebagainya. Orang tua mereka pekerja keras, tak berbeda jauh dengan papahnya. Al sudah banci sejak bayi, itu yang sering dikatakannya. Ia sama sekali tak terganggu dengan omongan orang mengenai dirinya. Ia anak seorang perwira, jangan tanya mengapa ia berakhir seperti ini. Rei keturunan jepang-kanada, jangan tanya seperti apa tampannya. Sayangnya ia adalah korban broken home. You know. Dan terakhir ada sheril, ia yang terkalem dari semua yang ada di sini. Keluarganya baik-baik saja dan memperbolehkannya menghabiskan masa remaja mengikuti hawa napsunya. Ia yang terbaik.
Byan tak pernah kuat menghabiskan sisa malamnya menongkrong di dalam club dengan teman-temannya, apa lagi jika mereka sudah mulai teler dan berakhir menghisap ganja.
