18. Oksigen

999 90 37
                                    


hy!

Judulnya tydak jelas:)
.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

Bare with me, selamat membacaa!

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.


"Pa, kemarin By sesek lagi, kata kak Gen bengek namanya.. soalnya ngik-ngik trus batuk-batuk." Byan mengatakannya seperti bukan masalah besar. Meskipun sebuah selang oksigen masih menghiasi wajahnya yang kian memucat belakangan ini. Napas pun masih sekasar kucing anakan. Purrr.

Andrew menatap layar ponselnya tak suka dari seberang sana. Hanya terlihat wajah Byan setengah terutama di bagian dahinya yang tertutup plester demam dan rambutnya yang terbelah dua. Byan menggenggam ponselnya asal-asalan. Ia telah mendengar semuanya. Tentang Byan yang hujan-hujanan, berujung sakit tak sembuh-sembuh karena dilanjut kembalinya penyakit lama.

"Besok papah pulang, okay?" Byan berhenti menatap ke arah lain, kepalanya menunduk menatap ponselnya. Wajah papahnya tak bersahabat.

"Papah mirip kak Genta pas By hujan-hujanan, ish. By ngerepotin, ya? Katanya papah pulang lusa.."

"Kata siapa papah pulang lusa? Hm?" Andrew agaknya tak suka kalimat menyusahkan keluar dari bibir anaknya.

"Kata Robert—" Robert melotot di pinggir ranjang saat namanya disebut-sebut. Byan tertawa renyah. Jahil sekali.

"Enggak—uhuk—enggak, hehehe. By—haaah. By ngitung lah~ besok tuh hari ke-4. Hari kelima lusa.."

Andrew menghela napasnya. "Berapa jam kamu istirahat sehari?" Andrew mengalihkan pembicaraan.

Dahi Byan mengernyit tak suka.

"By sekarang juga lagi istirahat. Ya kan Robert?" Robert tak menjawab. Tak mengangguk, tak menggeleng. Byan mendengus.

"Robert left the conversation." Andrew mendengarkannya dengan saksama.

"By istirahat terus papahh.. let me out." Oh, ya. Sebagai detensi, Byan menerima ganjaran tak diperbolehkan keluar kamar, bahkan balkon kamarnya di kunci dari dalam oleh kakak-kakaknya.

Kakak-kakak durjana. Nanti kalau Byan marah mereka hanya mengatakan..

"Because we love you, by." Heleh. Endasmu. Byan bukan anak 10 tahun lagi yang bisa dirayu dengan kalimat seperti itu. She's 16! A teenager! Man. God—Dammit—

"Gausah mengumpat, By." Byan tersentak, bangun dari lamunannya.

"Kok papah tau?!"

"Berarti papah benar. U, Naughty." Byan mencebik.

Being Byan (ᵇʸᵃⁿⁱᶜᵉ ᵗʰᵉ ʳᵉᵗᵘʳⁿ)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang