Ending Kuko (Part 1)

315 44 2
                                    

Kuko POV

Aku tegang sekali rasanya.

Meski hanya sebagai asisten saja.

Uhuk aku naik level yey!

Mungkin pekerjaan ini cocok untukku hehe.

Fuh, saat ini aku menemui klien yang tak lain adalah teman sejak kecilku.

Orang yang kusukai juga.

"Kuko dengan jas sangat tidak cocok ya"

Dan orang itu di depanku ini, di ruang tunggu khusus tahanan.

"Urusai na"

"Fufu, jadi kelihatan lebih tinggi"

"Woi"

"Gomen ya"

[Name} masih bisa tertawa meski tawanya itu hanyalah kebohongan.

"Sini aku perbaiki dasimu Kuko"

Aku mendekati kearahnya yang sedari tadi bersandar di dinding.

Dia memperbaiki dasiku.

Te-terlalu dekat!

Aroma shamponya berbeda, apa si Hitoya-san salah beli?

Kan kubilang [Name] pakai shampo bau lavender kenapa malah bau kopi?

Pasti disesuaikan dengan seleranya huh!

"Yosh, dekita"

"Oi, [Name]"

"Hm?"

"Oboiteru na yo...oretachi wa zettai ni kats!"

Haha, lihat matamu sekarang.

Bersinar lagi dan tampak berkilau.

Ya, itu yang aku suka.

"Saat itu tiba tunggu ya...aku masih menunggu jawabanmu lho"

Capek juga digantungin terus minta kepastian.

Fuh, aku gugup.

Aku kembali ke depan.

"Lama juga"

"[Name]-san daijoubu desu yo ne?"

"Aa, kanojo wa daijobu da"

Setidaknga itu tujuanku sebelum sidang di mulai untuk memstikannya baik-baik saja.

Dan aku harap kami menang.

Aku sudah janji padanya.

Kalau menang...dia bebas dan...

Jangan pikirkan dulu yang belum pasti.

Pertarungan sebenarnya ada di depan mata.

Author POV

Ruangan sidang.

Tersangka masuk dengan dikawal polisi di sisi kiri dan kanannya.

Tak bisa disembunyikan ekspresi tegangnya berdiri di tengah di hadapan hakim.

"[Full Name] usia 19 tahun--"

Pembacaan identitas sang terdakwa memenuhi ruangan.

"Benar?"

"Ha'i..."

"Apa benar anda melakukan penyerangan terhadap ketiga korban yang saya sebut tadi?"

"Tidak..."

"Pembohong! Kami hanpir mati karenamu anak setan!"

Kuko merasa terpanggil :v

"Dimohon untuk tenang"

"Saya tidak melakukannya...saya tidak berbohong", katamu sambil menatap hakim lurus-lurus.

Tidak ada rasa takut sama sekali karena dirimu benar.

"Cih! Katakan yang sebenarnya gadis tidak tahu diri!"

Bibir bawahmu kau gigit menahan sedih.

Mengatur nafasmu agar tidak meneteskan air mata karena itu adalah celah kelemahan.

Melirik sekilas ke arah orang yang sedari tadi protes yang tak lain adalah orang tuamu.

Orang tua biadab :v

Sedang adikmu terdiam menunduk di kursinya menahan rasa kebenciannya terhadap orang tuanya sendiri.

Pembacaan hasil dari kepolisian.

Menampilkan bukti yang didapat.

"Apa pembela--"

"Ada hakim agung", Hitoya menyela kalimat hakim yang belum selesai. "Bukti itu tidak bisa ditemukan kebenarannya"

"Lanjutkan"

"Tercatat terdakwa di jam yang sama dengan kejadian itu ada di tempat kediaman tuan Harai. Rekaman CCTV di rumahnya ini bukti"

Rekaman yang dimaksud di putar.

Tampak dua orang di sana sedang main kartu.

Salah satunya adalah dirimu yang sedang berbaring meletakan kartu di dadamu.

Wajahmu terlihat jelas di rekaman itu.

Suasana menjadi bising.

"Apa mungkin orang yang sama ada di 2 tempat di waktu yang sama?", tatapan tajam Hitoya pada orang di seberangnya.

Kubu orang tuamu.

"Rekaman CCTV dekat bar itu telah diedit, beeikut bukti yang sama temukan"

Tangan Kuko menari di atas laptop yang tersambung ke layar.

Proses penghapusan editing video dan proses editing diperlihatkan.

"Bohong! Itu semua bohong!"

"Kau--"

"Kuko-san, dame desu", Jyushi menahan Kuko yang akan berdiri.

"Cih!"

"Ijou desu"

"Hitoya-san!"

"Belum Kuko, kita lihat reaksi mereka"

"He~ sokka? Sa dou darou ga, haha"

Terlihat lawan mereka mulai goyah.

Dan terdakwa yang menunduk.

Bukan menunduk karena sedih atau apa :v

Tapi menahan malu dan tawa :v

"A-aku tidak sangka paman pasang CCTV", bisikmu pada diri sendiri.

"Apa pendakwa punya pendapat lain?"

Suasana kembali tegang.

Tiga orang ini dan dirimu sendiri tahu.

Orang tuamu akan melakukan apapun demi membuatmu menderita.

Terlihat mereka mulai gusar.

"Ada hakim"

"Silakan"

Hal yang tidak terduga.

"Senjata yang dipakai di temukan di lokasi tempat kerja terdakwa. Senjata berupa pisau dapur yang dipastikan milik resto tempat terdakwa kerja"

"Intrupsi yang mulia!", katamu menyela.

"Silakan"

"Saya tidak pernah kerja di restoran itu di Shinjuku"

Mulai riuh lagi.

"Itu benar!", suara dari kursi pengunjung(?) mengalihkan perhatian. "Saya tidak kenal anak ini, pekerja saya kebanyakan laki-laki"

"Dimohon tenang"

Belum bisa bernafas lega :v

Copy Cat Mic || Nagoya DivisionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang