Jyuushi POV
Ah, aduh.
Yabai...YABAI DESU YO!
"Minta maaf bocah sialan"
"[Name]-san, aku tidak apa", bisikku.
"Jyuushi, ada dua hal yang aku benci"
Ini semua karena tadi melawan mereka dengan meniru mic Hitoya-san!
[Name]-san kebetulan lewat dan melihatku dalam perundungan.
Malah begini, padahal kan baru pulang dari Shinjuku kemarin.
"Pertama, aku benci orang lemah yang menyiksa orang lain untuk kesenangan", kalau sudah begini aku tidak bisa hentikan. "Kedua, aku paling benci jika orang yang mereka bully itu orang yang berarti untukku"
E-eh, aku berarti katanya?
Ehehe, ureshi.
TAPI SEKARANG BUKAN SAATNYA!
"Minta maaf bocah, kau hanya iri pada Jyuushi kan? Kalau iri kenapa harus membully dia hah bajingan"
"[Name]-san..."
Percuma saja, hiks :'
"Go-gomennasai itta darou!"
"Berlutut dan cium kakiku, minta maaf tapi mata kalian begitu"
[Name]-san yang ini seram.
Buak!
"CUKUP! JANGAN SAKITI MEREKANLAGI!", aku membelakangi mereka yang ditendang [Name]-san.
Kowai! Tatapan matanya seram!
"Jyuushi, kenapa kau membela mereka? Mereka berkali-kali menyakitimu"
Aku tahu...aku tahu itu dan aku benci!
Tapi aku tidak mau menyakiti mereka!
"Meski begitu...mereka temanku!"
"Hah? Tomodachi?"
Tahan jangan nangis!
"Teman macam apa hah? Kau masokis hah Jyuushi?"
"Onegai...mo yamete!"
Aku harus tahan! Tatap matanya! Tunjukan kalau aku tidak takut!
Itu yang kau ajarkan padaku!
"Ck, ii wa", yokatta! "Tapi, kalau aku lihat kalian melakukannya lagi...akan aku seret kalian ke meja hijau"
Author POV
Berjalan beriringan dengan perasaan canggung dan menjaga jarak akibat kejadian tadi.
"Ck, aku tidak suka suasana begini"
Sampai akhirnya dirimu mau bicara dengan gaya Hitoya :v
"Suman..."
Pemuda di sebelahmu senyum manisnya merekah cerah secerah matahari.
Silau man :v
Kawaii bet :v
"Hah, mereka tidak kapok-kapok. Apa kau terluka?", lirikmu.
Lirikan matamu menarik hati :v
Ehem!
Jyuushi menggelengkan kepalanya, "hehe, arigatou"
"Sudah seharusnya kan", tanganmu terulur mengelus kepala Jyuushi.
Jyuushi reflek menunduk sedikit karena perbedaan tinggi yang menyebalkan :v
"Oh! Aku mau kau datang di konserku!", serunya.
"Konser?"
Jyuushi mengangguk dan memberikanmu tiket konser band.
Matamu menjelajah ke tiket tersebut menilik hari dan jamnya.
"Aku akan datang, di hari itu aku tidak kerja", katamu.
"Hehe, aku tunggu!"
"Kau mau pulang? Aku antar ya"
"Eh, seharusnya aku yang bilang begitu"
"Oh, kau mau mengantarku pulang? Boleh saja"
Jyuushi sedikit malu semburat merah tipis terlukis di pipinya yang tirus.
Kau pun berjalan beberapa langkah di depannya.
Punggungmu yang terlihat tegar itu keren menurutnya.
Ia tersenyum manis melihatmu terlihat baik-baik saja.
Kawaii men aw :v
Jyuushi menyusulmu dan sedikit menarik mantel bagian pergelangan tangan.
"Ada apa? Mau mampir beli sesuatu dulu?", tanyamu.
Jyuushi menggeleng, "etto...aku cuma mau bilang ehm...suatu saat aku akan jadi pria yang bisa kau andalkan"
Matamu membesar mendengarnya dan dirimu memalingkan muka, "aa, matteru yo Jyuushi"
"Ha'i!"
Reader POV
Kenapa aku pake jaket kulit bau om-om gini?
Oh, iya! Kapan hari kan Hitoya meminjamkannya padaku.
Huah, rambutku model apaan ini? Jotaro?
"Tadaima"
"Okaeri! Oh, pas sekali Jyuushi juga ikut denganmu!"
Aku melepas jaketnya dan melipatnya.
Aku masuk ke dalam rumah bersama Jyuushi.
Sepertinya tadi aku habis pakai hypmic Hitoya deh.
Dan di dalam ruang tamu ada orangnya.
"Ini aku kembalikan, terima kasih", aku memberikan jaketnya. "Sudah aku cuci tapi bau ossannya masih ada"
"Sialan kau, luka di keningmu bagaimana?"
"Sudah kering, ini aku plester karena tergores lagi", aku menunjukan plester luka yang aku tutupi poni.
"Hah, ada-ada saja"
Tumben semuanya berkumpul begini.
Tidak tumben sih, tapi sepertinya serius.
Lihat saja Kuuko memasang muka serius.
Eh, iya! Aku lupa bilang kalau mau ditindik!
Aku mau pakai anting kayak punyanya gitu.
Kan keren!
Aku ke dapur untuk buat minuman hangat.
"Oh, paman! Selamat siang"
Aku malah bertemu paman yang sepertinya mencari sesuatu.
"Oh, [Name]-chan okaeri"
"Paman cari apa?"
"Cari ubi mau paman bakar"
Eh, memang masih ada?
Sambil menunggu mendidih aku membantunya mencari ubi yang ternyata ada di karung beras.
"Ahaha, arigatou na [Name]-chan!"
Ini rasanya ya kalau dielus seorang ayah?
Nyaman juga.
"Lalu [Name]-chan", tiba-tiba paman serius. "Kau yang sabar ya, tuduhan itu pasti tidak benar. Paman mengenalmu dengan sangat baik. Kau ini anak yang terlalu baik bahkan untuk anakku Kuuko yang bandel itu"
Beliau jadi ikut khawatir.
"Paman juga akan bantu sebisa paman, Amagumi-sensei pengacara terpercaya di Nagoya. Paman akan membantumu bebas"
"Terima kasih, paman..."
Pamanlah yang selalu baik padaku.
Aku berhutang banyak pada keluarga ini.
"Nanti paman bagi ubi bakarnya, itu airnya mendidih"
"Astaga! Terima kasih paman! Aku hampir saja lupa!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Copy Cat Mic || Nagoya Division
Fiksi PenggemarKakiku membawaku ke tempat yang tidak begitu jauh Di sini juga, aku bertemu orang yang selama ini kucari