Reader POV
Kacau sudah.
Siapa orang tua itu yang protes?
Jadi berisik, tapi dia bersanksi juga terima kasih.
Aku tertolong tapi tetap saja aku gugup dengan putusan hakim.
Bisa saja, orang-orang di depanku sudah disuap kan?
Ketahuilah orang tuaku memang pintar.
Pintar dengan kelicikkan dan kepicikkannya.
Uang yang mengalir bukan uang halal.
Makanya aku yang waktu itu masih kecil dan belum tahu apa itu suap dan korupsi berkata sangat jujur pada atasan ayahku dulu.
Dan neraka mengerikan dimulai dari sana.
Tanganku berkeringat dingin.
Apa borgolnya bisa lepas karena tanganku berkeringat?
Kuko...arigatou na.
Minna mo arigatou.
Sekarang tinggal tunggu keputusannya saja.
"Sidik jari yang ditemukan di senjatanya cocok dengan sidik jari terdakwa"
"Apa?"
Anda halu? Atau mata anda rabun?
Jelas tadi yang ditujukan Hitoya pelakunya pakai sarung tangan.
Sidik jari dari mana coba?
Ngaco sekali.
"Pelaku memakai sarung tangan, anda tidak lihat video CCTV tadi? Jelas sekali pelaku pakai sarung tangan dan tidak berlubang sama sekali"
Kan? Nice Hitoya meski matamu sendiri sudah rabun :v
"Eetto..."
Mulai kewalahan.
"Lanjutkan pembela terdakwa"
"Baik, pelaku bukanlah terdakwa melainkan orang lain yang mendapat bayaran dari tuan dan nyonya di sana. Ini rekaman CCTV rumah sakit Shinjuku dan ini rekaman CCTV kediaman tuan Harai"
Lagi-lagi aku terlihat memalukan di sana.
Lain kali aku harus hati-hati!
Paman pasang berapa CCTV sih?
Debat berlanjut dan semakin berisik dengan suara dari bangku penonton juga.
Apa ini pembelaan untukku?
Belas kasihan?
Aku tidak butuh belas kasihan dari orang lain.
Itu hanya membuatku terlihat lemah.
Fuh, tanomu zo minna
Kuko POV
Wakatta//author: wow telepati kalian :v
Pihak lawan tampak sudah goyah.
Apa ini saatnya mengeluarkan kartu as?
Kartu as yang tidak bisa membuat mereka berkutik dan mengoceh tidak jelas.
Kami sudah siapkan itu.
Detektif dari tempat Hiyoya-san sangat membantu.
Informasi yang tidak diketahui publik saja dapat.
Informasi yang dapat mematikan mereka.
Haha, sial aku suka itu.
Sedari aku kecil, aku tidak pernah lihat orang tua [Name].
Ternyata mereka sebusuk ini.
Harus aku sucikan di kuil.
Aura mereka gelap sekali.
Berbeda dengan [Name], dia bagai dewi.
Uhum!
Jangan libatkan perasaan pribadi saat ini!
Ternyata ayahku masih lebih baik daripada mereka.
Meski galak, tukang marah-marah, masakannya agak nggak enak.
Tapi masih mending.
Aku sayang ayah.
Uhuk, kalau bilang ke ayah malu nanti malah dikira lagi minta sesuatu.
Iya sih :v
"Ijou desu"
Lho sudahan?
"Semua sudah aku lakukan, simpan kartu asnya"
"Haha, ok!"
"Kalau bukti yang ini masih mereka sanggah dan berbelit kita keluarkan kartu as itu"
"Hitoya-san sasuga desu ne!"
Aku lihat [Name] memejamkan matanya dan tangannya seperti berdoa saat di altar kakek.
Tenang saja [Name]! Kemenangan kita sudah jelas!
"Hm...pihak lawan apa ada--"
"Anak tidak tahu diri!"
Author POV
Seketika dari meja seberang BAT, seorang wanita dengan tampang mengerikan melompat dan mencekik lehermu.
"Amankan dia!"
Seketika suasana sidang jadi ricuh.
"I...bu..."
"Jangan sebut aku ibumu anak sialan!"
"Ibu jangan sakiti neechan!"
"Shujin, dia bukan kakakmu! Anak haram ini bukan kakakmu!"
Kuko berlari ke sumber kericuhan.
Mendorong wanita itu dan mendekap erat tubuhmu.
"Jangan sentuh [Name]! Baba!"
Tatapan garang diperlihatkannya.
Hypmic yang dikantonginya dipegang erat.
Siap menyerang kapanpun.
"Kuko dame"
"Tapi dia!"
Tanganmu mengerat pada lengan Kuko dan menggelengkan kepalamu.
"Cih!", hypmicnya tidak jadi dikeluarkan.
Wanita itu diamankan polisi.
Dan sidang berhenti untuk sementara waktu.
"Kau tidak apa?", Kuko menyodorkan minuman"
Kepalamu terangguk dan menerima botol minum itu. "Hah, aku tidak menduganya"
Bekas cengkraman tangan sangat terlihat di lehermu.
Ada darah keluar dari sana akibat goresan kuku.
Medis yang di sana memperban dan menanyakan kondisimu.
"Daikoubu, arigatou gozaimasu", katamu. "Darimana kalian dapat informasi sebanyak itu? Seingatku sudah dibakar ayah"
"Hah! Kau meremehkanku?", kata Hitoya.
"Ada yang membantu dengan senang hati, makanan buatannya juga enak", kata Jyushi dengan senyum.
Manis euy :v//plak
"Tinggal keluarkan kartu as, haha!", Kuko tertawa layaknya iblis :v
"Fufu, tanomu yo"
Sidang kembali berlanjut.
"Hakim memutuskan"
Putusan sudah dikeluarkan.
Semua orang gugup dengan keputusan yang telah ada setelah diskusi.
"Bahwa..."
Kuko sudah tidak sabar menunggu keputusan yang akan jadi nasibmu.
Badannya tidak berhenyi gemetar.
Kau pun berdoa agar itu keputusan bagus.
"TO BE CONTINUE GUYS"
"KAMPRET LO THOR!"
Surprise :v
KAMU SEDANG MEMBACA
Copy Cat Mic || Nagoya Division
FanfictionKakiku membawaku ke tempat yang tidak begitu jauh Di sini juga, aku bertemu orang yang selama ini kucari