🎤7🎑

525 97 23
                                    

Jyuushi POV

"Pintunya aku kunci sampai kalian berbaikan!"

Brak! Ceklek!

Begini lebih baik!

Aku gregetan lihat mereka berdua bertengkar terus!

Apalagi si pengacara itusampai mencekik [Name]-san!

Ini sudah keterlaluan!

"Oi, Jyuushi! Kau ini apa-apaan mengunci mereka di dalam!"

"Ini demi kebaikan mereka juga Kuuko!"

"Jyuushi! Buka!"

"Apa-apaan kau Jyuushi!?"

Huh! Aku mengunci keduanya di ruangan hukuman milik Kuuko!

Biasanya digunakan para biksu yang melanggar, kata Kuuko.

"Tidak akan aku buka sampai kalian baikan!"

Aku tidak mau tim ini pecah!

Aku tidak mau itu!

"Kau bilang begitu tapi malah nangis"

"Diam kau, Kuuko! Hiks maaf"

Pokoknya sampai keduanya baikan tidak akan aku buka pintunya!

Berapa lama pun itu aku tidak peduli!

"Hah~ ya sudahlah...kau mau makan apa?"

"Pancake!"

"Jyuushi, itu bukannya makanan barat buat sarapan?"

"Hehe, lagi ingin"

Author POV

Ruangan tersebut sunyi.

Ruang hukuman.

Itu yang disebut oleh penghuni kuil tempat tinggal Kuuko Harai.

Kuuko sendiri sering dihukum di sini :v

Ruang persegi empat yang cukup sempit.

Disebut juga ruang perenungan.

Tempat bagi yang melanggar peraturan yang ada.

Seperti kedua orang ini :v

Saling memunggungi satu sama lain dengan wajah kesal terpatri di keduanya.

"Sempit! Menu sedikit kau gadis cilik!"

"Apa?! Kau saja yang mundur sedikit! Badan doang gede otaknya nggak!"

"Berani kau hah!"

"Memang kenapa huh!"

Saling menoleh dengan urat-urat kekesalan yang timbul :v

"Huh!"

Dan memalingkan muka satu sama lain.

Hening lagi gaes :v

Kesal satu sama lain.

Hanya karena hal sepele.

"Hei, bingkisan itu...apa?"

Sampai Hitoya membuka suara memecahkan sunyi yang terjadi antara keduanya.

"Hm? Ini? Oh, dari klienmu", bingkisan itu diletakkan di atas meja olehmu.

"Cake dan biji kopi...luwak?! Ini biji kopi yang itu kan!?", kaget Hitoya melihat isi bingkisan tersebut.

"Mau aku seduh?"

"Ini masih biji lho! Memangnya kau ba...ok"

Kalimatnya terhenti begitu dirimu melelahkan peralatan dari tasmu.

Menggiling biji kopi tersebut membuat aromanya menguar.

Biji yang sudah menjadi bubuk tersebut di tuang ke saringan yang di bawahnya sudah ada cangkir.

Air panas yang dituangkan menciptakan pancuran yang di putar.

"Ini, aku ada gula dan susu krim mau yang mana?", secangkir kopi luwak pun tersaji.

"Kau selalu bawa alat-alat itu?"

Enak!, pengacara itu terkejut akan rasa kopi tersebut :v

"Hm, iya..dulu aku kerja di cafe dan diajari oleh baristanya. Aku sempat ditawari untuk sekolah menjadi barista ketika oleh bosku dulu"

"Kau tolak?"

"Aku masih SMP waktu itu, jadi aku tolak. Biar aku potong kuenya"

Hitoya terdiam sejenak, menikmati kopi dan meresapi perkataanmu.

"Orang tuamu bagaimana?", pertanyaan Hitoya membuatmu menghentikan aktivitas yang kamu lakukan.

Tawa yang dipaksa terdengar dari bibirmu.

"Himitsu desu", senyum terpaksa ditujukanmu ke pengacara tersebut.

Hitoya tampak tidak peduli dan melanjutkan menyantap cake yang baru dimakan sedikit.

"Kau sendiri? Bisa tega begitu dengan klien"

"Aku lakukan untuk kebaikan mereka sendiri...[Name]"

Ecchie manggil nama :v

"Maksudmu?"

"Yah...kebanyakan klien yang kuterima itu hanya ingin untung untuk dirinya sendiri...istilahnya lebih gampang aku ditipu"

"Pfft!"

"Hah? Kau senang ya?"

"Hahaha! Rasakan! Makanya jangan mata duitan!"

"Huh!"

Hitoya cemberut dan memalingkan mukanya yang memerah.

"Ah, klien terakhir aku jamin dia tidak akan menipumu", ucapmu sambil malahan cake manis.

"Aku harap begitu..."

"Ternyata bicara denganmu tidak pakai otot lebih menyenangkan"

Desir aneh dirasakan oleh pengacara tersebut.

Lembut lebih dari cake yang ia makan.

"Aku tidak jadi kau pecat kan? Aku bisa buatkan kopi yang enak tiap hari"

Senyum manismu membuat pipi pengacara memerah tipis.

"Akan aku pikirkan lagi soal itu..."

"Hehe, arigatou"

Terdengar ketukan pintu memecahkan suasana hangat tersebut :v

"Ka-kalian sudah baikan kan? [Name]? Sensei? Daijoubu?"

Suara khawatir dari balik pintu tersebut.

Keduanya saling pandang dan langsung memalingkan muka satu sama lain.

"Ku-kurasa..."

"Buka pintunya Jyuushi, aku punya cake enak ayo makan bersama ajak si Kuuko sekalian"

"Ha'i!"

Pintu pun terbuka dengan bibir yang tersenyum manis dari kedua orang yang dihukum tadi.

Copy Cat Mic || Nagoya DivisionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang