Reader POV
Sidang sebentar lagi.
Tapi aku takut...
Tanganku tidak berhenti gemetar.
Keringat dingin aku rasakan.
Rasanya lebih takut ketimbang ketahuan bolos sekolah.
Kowaii...
Hal yang kutakutkan ada di depan mata sebentar lagi.
Sekalipun aku berusaha menenangkan diri, rasa takut itu tidak hilang.
Tidak mau hilang sama sekali.
"Ara, doushita?"
Ini bohong kan..."okaa-sama?"
Untuk apa dia kemari?
Bahkan nadanya itu...lembut sekali saat berbicara denganku.
Ibuku tidak pernah bernada lembut ataupun pelan sekali pun jika denganku.
Ada yang aneh.
"Kowaii ka?"
Mau aku sangkal kalau dia bukan ibuku pun mustahil.
Kalau pun dia orang lain pasti ada perbedaan.
Ini benar ibuku.
Bau khas parfum yang kuat nan angkuh mengeruak di hidungku begitu dia memelukku.
Pelukan hangat yang tidak pernah kurasakan dari seorang ibu.
Ada apa dengannya?
Ini aneh.
Apa aku masih tidur dan bermimpi indah?
Aku rasa tidak.
Ini nyata.
Aku tidak sedang bermimpi.
Air mata yang kutahan akhirjya runtuh.
Dalam pelukannya aku menangis.
Pelukanku mengerat padanya.
Kepalaku dielusnya lembut, bukan jambakan kasar seperti yang dilakukannya.
Sebut aku kurang kasih sayang memang kenyataannya begitu.
Masa kecilku tidak ada yang indah dan serasa hidup seperti di neraka.
Tidak ada yang membelaku kecuali adikku.
Ini yang aku inginkan...
Dari belakangku juga dipeluk seseorang.
"Otou-sama?"
"Ha'i, otou-san dayo"
Tangannya tidak memukulku tapi memelukku hangat.
Ini yang aku inginkan...
Rasa takutku hilang.
Semua hilang...
"Mau berapa lama begini?"
"Tunggu sebentar lagi"
Apa yang mereka bicarakan?
"Ah, memuakkan"
"Oka--!"
🎑🎑🎑
Hitoya POV
Aku tidak bisa menunggu di sini dan diam saja.
Tumpukan kertas menyebalkan.
Aku harus menyusun rencana sempurna untuk memenangkan sidang ini.
Demi dia juga.
Tertuduh atas apa yang tidak dia lakukan itu kejam.
Entah kenapa firasatku buruk.
Firasat ini yang membuatku gelisah.
Dan aku benci jika firasatku ini terwujud.
"Kalian berdua urus yang di sini"
"Hah? Kau mau ke mana?"
"Cari angin"
Aku keluar ruanganku yang disiapkan oleh pengadilan.
Tidak, itu memang ruanganku.
Sepanjang lorong aku terus memikirkannya.
Aku tida bisa tenang jika memikirkannya.
"Kau yakin tidak ketahuan?"
"Kau diam saja"
Orang tua [Name]?
Begitu mereka lewat ada bau aneh menyelimuti mereka.
Bau parfum mereka terlalu menyengat seperti menyembunyikan sesuatu.
Firasatku makin tidak enak.
Aku mempercepat jalanku ke tempatnya berada.
Di ruang tunggu khusus untuk narapidana.
Ruangan itu terpisah dari narapidana lain setelah di transit dari penjara.
"Izinkan aku masuk, aku pengacara terpidana"
Aku mengintip dari jendela kecil di tembok.
Tidak ada sosoknya.
Aku ber--"[Name]!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Copy Cat Mic || Nagoya Division
FanficKakiku membawaku ke tempat yang tidak begitu jauh Di sini juga, aku bertemu orang yang selama ini kucari