🎤23🎑

259 51 3
                                    

Reader POV

"Aneh?"

Aku diintrogasi lagi oleh detektif.

Mereka berdua bilang ada yang aneh dengan kasusku.

Aku tidak mengerti.

"Rekaman CCTV di rumah Kuuko Harai dan di bar Shinjuku"

"Bagaimana bisa anda ada di waktu yang sama di dua tempat? Apa anda punya saudara kembar?"

"Tidak ada, adik saya hanya Shujin seorang yang berbeda 3 bulan dari saya"

Shujin tidak akan senekat itu akan menyerang ayah dan ibu.

Kecuali terdesak.

"Hm, saya sudah beetemu adik anda dan memang itu tidak mungkin. Secara struktur wajah dan tinggi badan"

"Pengacara anda juga menyelidiki ini, saya detektif suruhannya"

Ah, benar juga. Hitoya pasti punya detektif satu atau dua di tempatnya.

Termasuk aku sebelum jadi butlernya.

Aku teringat saat aku tugas di kamous. "Editing video", kataku.

"Editing video?"

"Ah, saya tahu! Bisa jadi! Akan saya selidiki videonya"

"Lalu... keterangan Jinguji Jakurai, sedikit aneh.  Kami juga sudah periksa tempat anda kerja dab rumah sakit tempat Jinguji Jakurai"

"Hm...mungkin orang yang mirip"

Mereka asyik sendiri, tidak apa aku tahu nih?

"Bisa jadi...", gumamku.

"Bagaimana hubungan anda dengan orang tua anda?"

"Tidak cukup baik...sejak saya kecil, orang tua saya bersama adik saya sudah pindah ke London. Tanpa mengabari saya dan hanya meninggalkan surat yang masih saya simpan di laci meja belajar saya di rumah", apa aku harus cerita?. "Setelahnya...orang tua saya tidak pernah kembali, jika pun pulang ke Jepang mereka tidak pernah ke rumah"

Tahan, kau harus kuat [Name] jangan sampai menunjukan kelemahanmu.

Kelemahanmu itu bagai santapan empuk bagi musuh.

"Saya kerja sejak kecil karena mereka tidak memberikan saya uang untuk hidup, saya pernah tinggal kelas karena telat bayar dan sibuk kerja. Meski pekerjaan itu kasar, karena saya masih anak kecil dulu terkadang hanya dibayar dengan camilan", lanjutku. "Kalau tidak ada uang sama sekali, saya memancing di sungai"

Masa kecilku suram sekali sejak Kuuko pindah.

Ah, mungkin setelah aku lahir.

Apa perlu aku bunuh diri dan terlahir kembali?

Author POV

"Ukh, gadis malang hiks"

"Jangan biarkan perasaan kasihan itu mengacaukan kasus"

Kedua detektif itu keluar kantor kepolisian.

Rekan detektif yang seorang perempuan itu meneteskan air mata setelah mengintrogasimu.

"Kita ke TKP setelahnya ke Kyoto rumahnya"

"huhu, baik ketua tim tapi makan siang dulu saya lapar"

"Hm~ hm~ oh! oya~ sudah selesai~?"

"Untuk apa detektif swasta pengangguran Yokohama kemari?", sinis pria berparas garang yang dipanggil ketua tim.

"Eh~ nggak boleh~? Aku lagi liburan~ kebetulan saja~"

"Jangan ikut campur kepolisian kota lain"

"Ha'i~"

Ketiganya berjalan ke arah yang berbeda.

"Tapi aku tidak janji, hehe~", gumam detektif misterius itu.

Kembali padamu yang mendapat kunjungan setelah introgasi.

"Ah, Jyushi kau pasti lelah"

"Tidak sama sekali kok, [Name]-san"

Kedatangan baby boy :v//plak

"Kuuko dan Hitoya bagaimana?"

"Mereka sibuk, karena ini jadwalku menjengukmu jadi aku kemari sendiri"

"Kau masih dibully?"

"Eh?", Jyushi reflek memegang pipinya yang diberi plester luka. "I-ini cuma lecet karena jatuh kok hehe"

Matamu menatapnya datar.

Jyushi berbohong, terlihat dari gerak-gerik dan ekspresi cemasnya.

"Jyushi", panggilmu lembut.

"Gomen! Usotsuita!", Jyushi menundukkan kepalanya. "H-habisnya aku tidak mau membuat [Name]-san khawatir di sini"

"Justru kalau kau berbohing itu malah semakin buatku cemas"

"Gomennasai"

"Ii wa..."

"Tapi ini bukan luka karena bulky kok!"

"Jadi, beneran jatuh?"

"Ehm...berkelahi"

"HAH!?"

Terkejutnya dirimu bukan main :v

Jyushi yang tipe crybaby :v//plak

Berkelahi dengan tangannya.

"A-ada orang tiba-tiba menyerangku, aku melawan tentu saja! Lalu Kuuko-san datang karena habis belanja, huhu belanjanya jadi rusak dan dimarahi ayahnya", tutur Jyushi.

"Eh, begitu kah? Kalian tidak apa kan?"

"Uhn, aku cuma tergores Kuuko-san lecet sih gusinya berdarah kena pukul"

"Ya amoun, apa Hitoya juga..."

"Hitoya-san menutupinya, tapi aku tahu dari motornya"

"Motor?"

Jyushi mengangguk. "Di rodanya ada bekas darah, terus pungungbya encok"

"Pfft! Buahaha, dasar sudah tua tapi sok!", tawamu meledak mendengarnya. "Dia tidak apa kan?"

"Untuk sementara tidak bisa kerja"

"Hah, dasar kalian ini"

Kau pun melempar senyum tipis pada pemuda di depanmu.

"Apa kalian sempat melihat wajahnya?", tanyamu.

"Ehm, aku tidak begitu yakin"

"Tidak apa, tolong hati-hati ya"

"Ha'i!"

Copy Cat Mic || Nagoya DivisionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang