20. Missed You

969 124 2
                                        

"I don't wanna lose you."
~♥~


Whatsapp, twitter, instagram bahkan Line, semuanya diblock oleh Jeongguk. Tidak bisa bertemu, Jeongguk mengusir Taehyung dan mengancam akan menghilang selama-lamanya jika Taehyung kekeh ingin bertemu Jeongguk. Sebenci itu sekarang Jeongguk pada Taehyung. Dan lebih bodohnya, Taehyung tidak tahu kesalahan apa yang telah ia lakukan. Tapi dia tidak ingin menanyakan itu, meminta maaf dan kembali bersama Jeonggukienya adalah yang lebih utama.

Taehyung mengusap wajah kusutnya dengan frustasi. Membayangkan hari-harinya tanpa Jeongguk rasanya sakit sekali. Taehyung tidak percaya dia bertahan sampai hari ini setelah kemarin Jeongguk meminta usai.

Mungkin bisa untuk satu hari, namun untuk beberapa hari rasanya Taehyung tidak sanggup.

Taehyung tidak sanggup hidup tanpa Jeongguk. Tidak akan pernah sanggup. Cintanya terlalu besar, begitu pula rasa sayangnya.

"kak." Taera mengelus bahu Taehyung, lagi-lagi memberikan kekuatan pada Kakak yang paling ia sayangi didunia ini. Tangannya menyerahkan secangkir kopi susu, yang ia yakin tidak akan membuat Taehyung terjaga.

"kopinya."

Taehyung menerima cangkir itu, menyesapnya sedikit lalu menaruhnya. Tatapannya kosong menghadap dinding ruang tamu yang berwarna jingga. Bayang-bayang Jeongguk tertawa membuatnya serasa gila.

Lagi-lagi tak menyangka Jeongguk menyelesaikan hubungan mereka.

"Kak Jeongguk mungkin shock, don't be worry, pelan-pelan Kak Jeongguk bakal ngasih tau alesan kenapa kalian harus berakhir, hm?" kata Taera yang duduk disebelah Taehyung.

Taehyung menggeleng. "Kakak nggak mau berakhir sama Jeonggukie, Taera."

"dengar dulu, Kak Jeongguk pasti masih cinta sama Kak Taehyung. Tapi pasti disisi lain Kak Jeongguk punya alasan, Kak. Bisa bersabar? Kalau memang berakhir, kan masih bisa diperjuangkan?"

"kalau nggak mau diperjuangkan?"

Taera tersenyum, mengecup pipi Taehyung sebentar. "dia pasti mau. Percaya sama adik Kakak yang cantik ini."

Bibir Taehyung tersenyum, tangannya terangkat mengusap pucuk kepala adiknya. Tidak menyangka adiknya sekarang sudah sebesar ini, adiknya yang biasanya menangis jika ditinggal Ayah dan Bundanya ke Jepang, adik manjanya yang selalu bersamanya selama ini. Taera sekarang sudah besar, sudah remaja dan dewasa.

"maaf Kakak lupa sama kamu, nggak nanyain gimana kamu di Jerman. Kakak pasti Kakak yang buruk buat kamu." kata Taehyung sendu.

Taera menggeleng, mencebik tanda tak setuju dengan pernyataan Taehyung. "Kak Taehyung adalah Kakak terbaik buat aku, Kakak yang udah dengan senang hati menjaga adiknya yang nakalnya luar biasa."

Bibir Taehyung menyunggingkan senyum manis. Mengelus pipi Taera yang tirus, tidak segembil saat akan pergi ke Jerman.

"kamu senengg sekolah disana?"

"seneng. Temen-temennya baik, makanannya enak."

Taehyung menatap curiga. "temen apa nih?"

"ih, orang temen biasa. Kakak kan tahu aku nggak tertarik sama cowok-cowok sana."

"masa?"

Taera merengut, mengangguk keras. "iya."

"terus, tertariknya sama cowok sini?"

Mata Taera mendelik, menggeleng. "nggak tau."

"masa?"

"nyebelin banget sih! Tampol nih!" Taera hampir melayangkan tamparan ke lengan Taehyung, bersiap menampol Kakaknya yang menggoda dirinya habis-habisan. Namun, terhenti saat--

Brum brum brum. Motor berhenti tepat dipelataran rumah keluarga Kim. Taehyung dan Taera mengernyit tanda bingung tentang siapa yang datang. Kalau orang tua mereka jelas tidak mungkin, biasanya Ayah Bunda mereka membawa mobil. Tapi bisa saja. Taera mengintip dari balik gorden jendela.

Terkejut melihat siapa yang datang, ia langsung menutup gorden itu segera saat Taehyung ingin mengintip juga.

"eeeh, ternyata berhenti dirumah tetangga, Kak!" Taera mencegat Taehyung yang hendak melihat keluar.

Taehyung mengernyit. "oh ya? Tapi suara motornya depan rumah banget ya?"

Taera tertawa aneh. "iya kan, padahal dirumah tetangga. Hahahaha. Aneh banget ya?"

Tapi ini Taehyung, tahu gelagat aneh yang ditunjukkan adik satu-satunya itu. Namun Taehyung tidak mau ambil pusing, dan kembali duduk di sofa hendak menyesap kopinya seraya memikirkan cara untuk bertemu Jeongguk.

Lagi-lagi Taera gelisah dengan segera menarik lengan Taehyung hingga membuatnya berdiri.

"astaga Kak, kayaknya lingkaran dimata Kakak makin parah. Kayaknya bener deh, gara-gara ini Kak Jeongguk mutusin Kakak. Aduh Kak! Makanya mending Kakak sekarang naik keatas, terus tidur, Kak! Tutup matanya, istirahat biar nggak ada lingkaran hitam lagi. Nah, biar nggak ada lingkaran hitam lagi aku beliin masker ya, Kak. Oke? Nah Kakak masuk kamar aja sana!"

Taehyung benar-benar bingung dengan tingkah adiknya yang aneh, berbicara seperti sedang dikejar maling.

"kamu kenapa sih, Dek?"

Taera menggeleng cepat. "nggak apa-apa. Udah sana hush-hush!!"

"ben--

Tok tok tok.

Taehyung menatap pintu, "kayaknya ada tamu." Taehyung berjalan hendak membuka pintu, Taera menghalang-halangi lagi.

"udah biar aku aja yang buka, Kakak istirahat!"

"apasih, kamu." Taehyung terkekeh lalu--

Ceklek.

Pintu terbuka.

Ada orang disana.

"Mingyu?" Taehyung terkejut. Menatap bingung dengan kehadiran Mingyu yang tiba-tiba.

Mingyu tersenyum manis.

"masuk, Gyu." Taehyung mempersilahkan dan Mingyu juga masuk, mengikuti Taehyung dan kemudian duduk dengan tenang disofa. Menatap Taera yang berdiri membeku.

"ada kabar dari Jeongguk?" tanya Taehyung to the point. Karena hubungan Taehyung dan Mingyu berkaitan dengan Jeongguk. Taehyung hanya tahu kalau Mingyu kaitannya hanya dengan Jeongguk. Tidak dengan hal lainnya, pikirnya.

Mingyu tersenyum, melirik Taera sebentar sebelum akhirnya menatap Taehyung kembali. "baik, Kak. Dia lagi dirumahnya yang di Busan. Baliknya mungkin pas kuliah udah mulai."

Taehyung mengangguk. "ada lagi?"

"udah, Kak."

Taehyung mengangguk kembali. Sampai jauh-jauh begini Mingyu hanya sekedar memberi tahunya. Mingyu orang yang baik.

"Kak." panggil Mingyu.

"ya?" tanggap Taehyung.

"sebenernya gue kesini selain ngasih tahu kabar Jeongguk, gue ada tujuan lain."

Taehyung mengerutkan keningnya tanda tidak tahu, tidak paham juga. "apa?"

Mingyu menatap Taera yang sedang berusaha membuat Mingyu tutup mulut.

"mau ngajak Taera malem Mingguan."

-tbc

Our Story [KTH&JJK]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang