Chapter 17

282 38 2
                                    

"Tinggg" suara pesan masuk pada ponsel Yerin. Gadis itu masih menghiraukan pesan itu karna kini ia sedang merapihkan rambutnya untuk bersiap berangkat sekolah. Dengan hanya kucir kuda serta poni yang menutupi keningnya ia pun berjalan ke arah ranjang untuk melihat isi pesan masuk pada ponselnya.

Jimin

"Bisakah kita bertemu sebentar"
"Aku ada di halte saat ini"

Isi pesan itu ternyata datang dari Jimin. Yerin menyimpan ponselnya pada saku roknya, membawa tasnya kala kini dia telah siap untuk berangkat. Keluar dari kamar dan mendapati pria itu yang hendak berjalan keluar.

"Kau sudah sarapan??" tanya Yerin yang membuat pria itu berhenti melangkah

"Ohk.. aku sudah menghabiskanya" jawab Taehyung dan mendapatkan deheman dari gadis itu.

"Mau berangkat bersama" tawar Taehyung

Yerin menggeleng "Aniya, gwenchana.."

"Heum baiklah.. aku duluan" ucap Taehyung

"Ne hati hati" jawab Yerin

"Kau juga" ucap Taehyung sambil mengacak acak puncuk rambut gadis itu, setelahnya ia pun berjalan pergi ke arah pintu. Yerin mematung sebentar, ia mengerjapkan matanya beberapa kali dan lantas ikut berjalan keluar.

Seperti isi pesan itu, Jimin, pria itu benar benar ada di halte. Duduk seorang diri dengan mengenakan masker dan topi berwarna hitam serta coat coklat yang ia pakai. Yerin melangkahkan kakinya mendekat ke arah halte, dan berdiri tepat di hadapan pria itu yang kini sedang menunduk menatap lantai.

Jimin mendongkakkan kepalanya kala melihat sepatu sport putih di depannya "Kau sudah sampai" ucapnya

Yerin diam

Jimin menarik tangan kanan Yerin agar lebih mendekat dengannya, lantas memeluk gadis itu secara tiba tiba, dengan kondisi Yerin berdiri sedangkan dirinya duduk di kursi halte yang tersedia.

"Ada apa??"

"Sebentar saja.. biarkan seperti ini, hanya sebentar" jawab Jimin yang masih memeluknya. Entah apa yang terjadi pada pria asing di hadapannya, namun sepertinya pria ini sedang ada masalah. Yerin menutup mulutnya rapat agar tidak menambah masalah, tangan Yerin menepuk pelan punggung pria itu untuk menenangkannya.

Tak lama, Jimin melepaskan pelukkannya. Yerin masih diam menatapnya.

"Gomawo"

"Gwenchana"
"Tapi katakan padaku, mengapa kau bersikap seperti ini"
"Apa kau ada masalah??" tanya Yerin sedikit berhati hati pada ucapannya

Jimin seketika terseyum kecil "Kau memang tak tau apapun ternyata"

"Nde??"

Jimin berdiri dari duduknya "Pergilah.. kau bisa terlambat"

"Tapi... Kau..."

Jimin melirik ke arah kiri kala bis melaju menuju halte "Bismu datang"

"Ta.. tapi..." ucap Yerin namun Jimin malah mendorong pelan mengantarnya untuk masuk kedalam bis "Masuklah" ucap Jimin

Yerin menaiki tangga bis itu "Kau yakin, tidak apa apa?" tanya Yerin

Jimin tak menjawab melainkan hanya melambaikan tangan kanannya untuk menyuruhnya pergi. Yerin pun pasrah dan masuk kedalam bis, berjalan menelusuri setiap kursi dengan pandangan yang tertuju pada pria itu melewati jendela. Ia duduk dengan pandangan masih pada pria itu. Jimin memasukkan kedua tangannya pada coat coklatnya dan lantas berjalan pergi.

~~

Yerin kini telah tiba di sekolah, ia berjalan masuk kedalam kelas dan masih bingung atas kejadian tadi.

Love House ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang