2

1.2K 160 55
                                    


'Keep it down low'

-

Ranum peach-nya merekah sempurna ketika cincin berbahan emas putih dan bertahtakan kristal swarovski dipusatnya tersemat indah di jari manisnya.

Segera ia tenggelamkan diri dalam pelukan pria yang kurang lebih telah menjalin hubungan dengannya selama tiga tahun belakangan ini.

Riuh tepuk tangan tamu yang hadir di acara pertunangan terpanas tahun ini mulai terdengar. Terutama bagi Mahasiswa/i fakultas bisnis Korea University.

Bukan keduanya dijodohkan sebab masalah bisnis. Ini memang murni keinginan prianya yang disetujui oleh si gadis.

Keluarga besar keduanya merestui jadi tak ada salahnya jika selangkah lebih serius, bukan?

Acara berlanjut lebih santai, kedua pasangan itu turun dari atas setelah penyematan cincin. Menghampiri beberapa rekan sekampus yang mereka kenal.

Inilah karena mengundang seluruh fakultas bisnis di kampus mereka. Tak sedikit yang pamit lebih dulu karena asing dengan acara semacam pesta begini.

Pria yang menggandeng tangannya kini juga harusnya menyiapkan skripsi. Ia sudah berada ditingkat akhir jadi sebenarnya sedang sibuk dengan semester akhir perkuliahan.

"Ruby Jane!" gadis yang menjadi ratu malam ini menoleh ketika dengar panggilan familiar yang biasa dipakai oleh sahabatnya.

Dan benar saja, ia ada disana sudah merentangkan tangan untuk Jennie bersama kekasihnya. "Kukira kau tak akan datang," kata Kim kala sudah berada dalam pelukan Joy.

Park berdecih kecil, "Ya! mana mungkin aku tak datang," ia regangkan jarak dan mengusap pundak Jennie yang terekspos akibat camisole dress yang dikenakannya.

"Aku tau kau mau puji aku cantik," dengan percaya diri Kim lebih dulu memuji dirinya sendiri. Joy meliriknya dengan sinis tapi kemudian, "Memang benar sih kau cantik,"

Jennie memundurkan wajahnya saat Joy tiba-tiba beringsut mendekat setelah ia lihat Jaebum dan Sungjae sedang fokus mengobrolkan sesuatu, entah apa itu.

Namun Joy tetap mendekatkan bibirnya ke telinga Jennie, "Dia datang, kukira tak akan datang dan sibuk dengan samsaknya," lalu ia terkekeh setelah dapati ekspresi kesal di wajah kucing.

"Jane, kurasa bocah itu datang, lihat dia bersama ibuku," cetus Jaebum yang kini kembali ada disisi Jennie menunjuk kearah dekat meja berisi cocktail berada.

Manik kucing ikuti arah yang ditunjuk, dan gotcha! he's look so fine with that suit! tunggu, apa-apaan itu? kenapa ia membuka sampai tiga kancing kemejanya?

Ia bahkan sudah tak dengar apa yang kekasihnya katakan kala menggandeng kembali tangannya. Pasangan bucin itu hanya gelengkan kepala lihat tingkah Jennie begitu.

Bukan sekali dua kali Jennie berada dalam situasi seperti ini. Jadi ia sudah sangat amat terbiasa jika sewaktu-waktu dihadapkan kembali dengan hal begini.

If it doesn't burn a little, then what's the point of playing with fire, right?

Setelah berbasa-basi sedikit dengan 'calon ibu mertuanya'. Wanita paruh baya itu berpesan agar nikmati acaranya juga berlalu dari sana.

Matanya terlalu fokus meneliti fitur luar biasa Kim Hanbin sampai telinganya seakan tuli dengan suara sekitar. Jaebum yang sudah menyapa adik sepupunya-pun kini beralih pada Jennie.

Kala prianya menoleh padanya, Jennie segera kontrol diri dengan memasang senyum diwajah bak kucingnya. "Kau datang dengan bibi Yoona?" tanyanya mengenai ibu Hanbin.

Latens [JenBin] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang