+epilogue+

1.2K 114 54
                                    


"What I want is the indifference that resembles me
The whole world is acting so damn dramatic
There’s no use in keeping track of love, it’s just instinct
It’s funny, what separates humans from beasts
What turns humans into beasts"

-

"Good morning baby," sapa wanita paruh baya yang sudah siap dengan toast diatas meja makan.

Putri tunggalnya yang sejak dua hari lalu pulang kerumah itu baru saja menuruni anak tangga untuk sampai di meja makan.

Balas dengan senyum tipis di wajah bantalnya yang terlihat masih sangat mengantuk. Kecupan hangat mendarat di kening dan pipinya kala berhasil menduduki kursi.

"Toast, honey?" tanya sang ibu.

"Eum-heum chocolate please," jawabnya dengan suara serak khas bangun tidur.

Menumpu  pipinya dengan tangan diatas meja. Pipi gempalnya itu seperti terlihat bisa saja terjatuh dari sana, menggemaskan sekali ditambah dengan pouty lips.

Perhatikan sang ibu yang mengolesi selai cokelat di atas toast milik Jennie. "Ibu? tidak ke kantor?" tanyanya saat sadar ibunya masih kenakan apronnya.

Bahkan masih dengan setelan pajama, seperti Jennie. Sedangkan ayah Kim sudah bisa ditebak pasti telah berangkat ke kantor pagi-pagi sekali.

"Tidak, ibu mau menemanimu dirumah," katanya seraya memberikan toast yang sudah jadi pada putrinya.

"Tumben?" agak skeptis, namun sama sekali tanpa intonasi sinis di suaranya.

"Ibu rasa ada banyak cerita darimu yang harus didengar," melepas apron dan duduk disisi kanan Jennie.

Ucapannya hingga mampu membuat suapan itu melayang di udara sebelum sempat masuk kedalam mulut mungil Jennie sebab terhenti begitu saja.

Pandangi presensi wanita itu yang kini memperhatikan tangannya. Gadis Kim mengikuti arah pandang ibunya.

Tepat mengarah ke jarinya yang kini polos dan kosong tanpa ada sesuatu yang seharusnya melingkar indah disana.

Latens [JenBin] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang