'Come next to me, take me away so no one can find me'
-
Letakkan pisau garpunya di sisi piring, dan membersihkan mulutnya dengan tisu yang tersedia disana.
Makan malam bisnis yang ke sekian dihadiri Jennie sejak menjadi kekasih Lim Jaebum. Sebab client ayah pria Lim membawa putranya juga, jadi Jaebum yang diharuskan ikut mengajak kekasihnya.
Table manner, gesture, penampilan, dan tentunya kecantikan Jennie berkali-kali dipuji oleh client dari perusahaan ayahnya Jaebum.
Gadis itu hanya tersenyum tipis dan beberapa kali berucap terimakasih dengan lembut dan gerak anggun.
Hand bag-nya sedari tadi menjadi objek pemecah fokus gadis itu. Ia tau benda pipih didalam sana beberapa kali bergetar.
Untung ia ingat mengganti mode dering menjadi mode getar di ponselnya. Ada ibunya Jaebum juga disana, tepat duduk disebelah suaminya.
"Liburan musim panas? Jane, kau mau kemana?" tanya Jaebum langsung menyadarkan Jennie.
Edarkan pandangan kesekeliling meja mereka, semua atensi tertuju padanya menanti jawaban yang akan gadis Kim lontar.
"Ah aku sepertinya akan pulang ke Auckland,"
Seketika mendengarnya, Jaebum mengernyit dan berbisik pada gadisnya. "Auckland? kau tak bilang apapun,"
"Nanti kuceritakan," balas Jennie sama berbisik.
Dan lagi makan malam bisnis membosankan yang biasanya membahas hal-hal yang hanya mampu dimengerti oleh orang tua.
Tapi Jaebum paham dengan itu, memang sudah cocok untuk meneruskan bisnis keluarganya.
"Pertama kali pulang ke Auckland setelah kau kuliah, kenapa tak cerita?" tanya Jaebum sesekali melirik kekasihnya di sisi kanan seiring ia fokus mengemudikan mobil.
"Ini juga ibuku yang minta, kalau tidak, aku mana mau pulang," keluh Jennie.
"Aku ingin sekali ikut kesana, tapi sepertinya tak bisa. Banyak sekali yang harus aku urus," ia menghela nafasnya singkat.
Jennie mengusap lembut pundak pria Lim yang berbalut jas armani. Tersenyum tipis menenangkan, "Tak apa aku bisa sendiri, tenang saja,"
Saat lampu menyala merah didepan sana, ia berhenti dan letakkan tangan kirinya diatas tangan Jennie yang masih berada di pundak kanannya.
Seiring usapan lembut ibu jari Lim di punggung tangan gadis Kim, Jaebum meliriknya dan berkata dengan suara rendah juga senyum memikat yang langsung membuat Jennie terdiam.
"Kau akan pergi lama, aku harus mendapatkan jatahku sebelum kau pergi, hm?"
_
"Kenapa tak mengangkat telfonku?" tanyanya dengan tenang kala memasuki apartement Jennie dengan bebas.
Dapati gadis itu bersantai diatas karpet berbulu seraya mengetik pada keyboard laptopnya. Pria Kim melepas topinya dan letakkan dengan sembarang di sofa ruang tengah.
Jennie yang sudah hafal siapa di pagi-pagi begini sudah membobol unitnya. "Kan aku sudah bilang ada makan malam," katanya mengingatkan.
Hanbin yang sama ikut bersila di sampingnya melihat apa yang Jennie tengah kerjakan di laptopnya.
Baju kaos longgar yang Jennie biasa gunakan tanpa celana ketika hanya berdiam dirumah, tak mampu menutup beberapa bercak keunguan di tulang selangkanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Latens [JenBin] ✔
FanficIt's a choice, not a mistake. (!) read this story with dark mode, just suggest (!) alternate universe [au] (!) cliche case (!) all multimedia include in this story ©owner, not mine! (!) update only when I've a good mood ©apreelchocx,2020