Latens [JenBin] ✔

9

'Let's get to know each other. Besides you and me, no one's invited. Can you keep that secret?'

-

"Terimakasih atas bantuannya bibi," ucapnya dengan senyum sembari membungkuk sopan pada Lim Yoona.

"Sama-sama Jane. Eh sering-sering main kesini, atau kerumah juga boleh,"

Hanbin yang tengah menciumi sampel parfum disana, melirik sang ibu begitu didengar ia berkata demikian.

"Kalau begitu aku pulang dulu,"

"Hanbin, antar Jennie pulang, ini sudah hampir malam,"

Tanpa menjawab apapun lagi, pria Kim mendahului Jennie berjalan keluar dari ruang pribadi sang ibu di 5gam.

Gadis itu membungkuk sekali lagi pada ibunya Hanbin sebagai salam pamit sebelum ia mengekori pria itu.

Saat keluar dari 5gam, Jennie mendapatinya sudah ada dibalik kemudi audi hitamnya. Ia masuk ke sana melalui pintu samping kemudi.

"Tolong antar aku ambil mobil ke kampus dulu," pintanya sembari memasang seat belt.

Sebab tadi siang mereka langsung ketempat Yoona menggunakan mobil pria itu. Jadi Jennie meninggalkan mobilnya di parkiran fakultas mereka.

Hari sudah senja dan sebentar lagi akan gelap, sinar jingga disana semakin lama terlihat semakin memudar.

Didalam mobil sangat hening, sama sekali tak ada yang bersuara. Namun kala Hanbin tetap melajukan mobilnya lurus kedepan, Jennie mengernyit.

"Kenapa lurus? aku kan mau ambil mobil dikampus dulu,"

"Tidak apa-apa," singkat pria Kim.

"Tidak apa-apa? seharusnya di persimpangan tadi kan kau belok kiri," keluh gadis Kim tak habis fikir.

"Kenapa kau menciumku?" cetus Hanbin tiba-tiba mengingatkan insiden siang tadi saat mereka ada di lift.

Hingga gadis Kim yang hendak protes seketika bungkam. Wajahnya memanas, ia yakin pasti sekarang sudah semerah kepiting rebus.

Kedua tangannya mengepal erat diatas pangkuan. "Aku kelepasan," jawabannya malah terlontar dengan intonasi ketus.

Ia beralih menatap jendela disampingnya. Hanbin mengangkat alisnya tinggi, sesekali melirik Jennie untuk menilai reaksinya.