'If you're unhappy, just leave'-
"Just leave, if you're unhappy,"
Jennie menggigit bibir bawahnya gugup. Pandangan Hanbin tak lepas sedetik-pun meneliti gerak-geriknya.
Sementara sinar jingga di ujung barat sudah tak terlihat lagi, dan lampu taman yang berjejer rapih mulai menyala.
Benarkah? Jennie tidak bahagia? selama ini ia merasa senang karena--, "Kita tak akan berangkat sebelum kau menjawabnya," cetus pria Kim.
"Apa ini sepenting itu bagimu? kita baru bertemu, dan tidak sopan menanyakan hal se-private ini padaku,"
Hanbin terkekeh sinis, "Tentu penting, ini menyangkut kakak sepupuku, hyung ku," katanya dengan pasti.
Langitnya semakin gelap ditambah hari ini mendung, bahkan pagi tadi sempat hujan walau tak terlalu deras.
Jennie berfikir apa yang harus ia katakan juga lakukan sekarang supaya bisa terbebas dari pertanyaan menjebak pria Kim diseberangnya.
Sepertinya akan susah bagi gadis Kim lolos dari Hanbin yang kini benar-benar diam menunggu jawaban gadis kucing itu.
"A--" mendongakkan kepalanya dan langsung disambut oleh orbs legam milik adik sepupu dari kekasihnya ini. Sempat tergagap sebelum suara gemuruh samar terdengar dari atas.
Sepertinya akan turun hujan, sebab kala Jennie menatap langit, diatas sana hanya ada gelap. Tanpa bulan juga bintang, yang kini pasti sedang terhalang awan.
"A--ku akan menjawabnya setelah tugasku selesai, jadi bisa kita berangkat sekarang?"
Jennie mendapati kernyitan kasar di dahi Kim, pertanda ia tengah berfikir dan tak yakin. "Tugasmu selesai? berarti ada waktu sampai beberapa hari lagi, apa jaminannya kalau kau akan menepati janji?"
Ganti jadi gadis itu yang kini berfikir lagi, apa jaminan yang harus ia berikan? Pupilnya seketika melebar kala ide melintas di kepalanya.
Tergesa ia membuka tas dan mengeluarkan ponsel dari dalam sana. Ia sodorkan itu pada pria Kim. "Apa?" tanya Hanbin tak paham.
"Tulis nomor ponselmu disini, sebagai jaminan aku akan memberitahumu,"
"Kau ingin pertemuan ini berlangsung dengan jangka panjang, kan? setelah tugasmu lalu nomor ponsel sebagai jaminan, menarik," tipisnya senyum menghias bibir tebal Kim.
Sebenarnya kalau Jennie tak memberitahunya atau berjanji akan memberitahunya juga tak apa. Hanbin akan tetap mengantarnya ke 5gam. Tapi gadis itu menganggap pria Kim serius dengan kalimatnya.
Ponsel Hanbin bergetar diatas meja setelah ia mencatat nomor di ponsel gadis Kim dan ia menghubunginya agar pemilik manik kelam itu bisa menyimpan kontaknya juga.
Tak berniat menyentuhnya dan biarkan si penelfon yang memutus sendiri panggilan itu. Gemuruh terdengar lagi, dan kini semakin keras.
"Bisa kita berangkat sekarang?" tanya gadis itu ragu.
Hanbin menghela nafasnya dengan pelan, ia bangkit dari duduk dan melangkah masuk kedalam rumah.
Jennie mengekori dengan otaknya yang terus mengulang-ulang pertanyaan Hanbin secara otomatis.
"Why don't you love him?"
"Just leave, if you're unhappy,"
Rasanya sampai telinga Jennie bisa berdengung hanya dengan dua baris kalimat tanya itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Latens [JenBin] ✔
FanfictionIt's a choice, not a mistake. (!) read this story with dark mode, just suggest (!) alternate universe [au] (!) cliche case (!) all multimedia include in this story ©owner, not mine! (!) update only when I've a good mood ©apreelchocx,2020