'We all start as strangers'
-
Menyesap iced frappuchino dengan mata masih terfokus pada layar laptop dihadapannya. Kemudian ia larikan jemarinya diatas keyboard.Begitupun gadis di hadapannya, tahun pertama perkuliahan memang sulit. Masih butuh beradaptasi dengan segala hal menyangkut kampus beserta printilannya.
Sementara ia masih berkutat dengan tugas, Joy sudah diganggu oleh fans nomor satunya dikampus; Yook Sungjae. Tipikal social butterfly sepertinya pasti akan menyambut siapapun dengan ramah.
Jennie juga sebenarnya mudah bergaul, cuma ia masih batasi circle pertemanannya agar tak terlalu luas. Bagus memang kalau punya teman banyak dan ada dimana-mana.
Tapi ia rasa tak bisa mudah percaya begitu saja dengan semua orang. "Hei," sapa pria yang baru saja duduk. Mata sipitnya sampai hilang kala lempar senyum pada gadis Kim.
Dibalas dengan gummy smile oleh Jennie, "Sudah selesai?" tanya Kim pada Jaebum. Tapi gelengan kepala malah ia dapatkan dari pria itu. "Belum, sebentar lagi aku masih ada kelas,"
"Yasudah, aku juga masih harus selesaikan ini," tunjuknya pada laptop. "Deadline kapan?"
"Eum..., masih seminggu lagi sih,"
Tubuh pria itu menghadap penuh pada gadisnya, "Begini saja, kau belum punya narasumber dan responden kan?"
"Sore nanti setelah kelasku usai, ikut aku ke sasana,"
Jennie mengernyitkan dahinya, "Sasana? mau apa??"
"Sepupuku ada disana, dia minta aku datang dan dia bisa membantumu selesaikan tugas ini juga," Jaebum memberikan penawaran.
"Tapi tugasku kan tak ada hubungannya dengan sasana,"
"Ikut saja dulu, okay? kelasku sebentar lagi mulai, nanti tunggu di parkiran saja," ia berlalu setelah mengelus lembut pucuk kepala Jennie juga jatuhkan kecupan disana.
_
"Lama?" tanya Jaebum yang baru masuk kedalam mobilnya dari sisi kemudi. Jennie menunggu didalam mobil.
Biasanya mereka berangkat secara terpisah, tapi sebab ini adalah hari Rabu. Dan Rabu pasangan itu sama-sama mendapat kelas pagi, jadi prianya mengajak gadis itu berangkat bersama.
Pria Lim memang menitipkan kunci mobilnya pada Jennie sebab ia masih ada kelas sedangkan gadisnya tidak. Jadi dia berikan kunci agar Jennie bisa menunggunya didalam mobil dan tak kepanasan.
"Mau makan dulu?" ia mulai menyalakan mesin mobilnya.
"Aku sudah makan dengan Joy tadi, tapi kalau kau mau makan dulu kutemani,"
Tangannya putar kemudi untuk memundurkan mobil dari area parkir dan keluar dari sana. "Drive thru saja sekalian beli untuk sepupuku,"
Ketika mobilnya sudah berada di jalan utama, Jennie menoleh pada kekasihnya. "Aku baru tau kau punya sepupu petinju,"
"Yah.., sebenarnya bukan petinju juga sih, fighter underground. Tapi dia seangkatan denganmu,"
"Oh ya? siapa?"
"Kau tak akan kenal, dia jarang sekali ke kampus, biasanya aku yang paksa, itupun bibiku yang menyuruh,"
"Huh? terus kenapa katamu tadi dia bisa bantu tugasku? kalau dia jarang ke kampus pasti dia--" Jennie memilih tak lanjutkan ucapannya dan hanya beri isyarat dengan gerakan tangan remeh.
KAMU SEDANG MEMBACA
Latens [JenBin] ✔
FanfictionIt's a choice, not a mistake. (!) read this story with dark mode, just suggest (!) alternate universe [au] (!) cliche case (!) all multimedia include in this story ©owner, not mine! (!) update only when I've a good mood ©apreelchocx,2020