20. Ablepsia: Orang Spesial

118 34 0
                                    

     Akasa dan Hara sedang ada di pasar

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

     Akasa dan Hara sedang ada di pasar. Hari itu kebetulan orang tua Hara akan mengdakan syukuran, jadi Hara dipinta ke pasar untuk mencari beberapa bahan yang belum terpenuhi. Keduanya pergi ke pasar hanya berjalan kaki sembari mengagumi pemandangan pagi hari yang indah.

     Terhitung sudah 2 jam Akasa dan Hara berada di pasar. Sekarang sudah menunjukkan pukul 10.30 pagi, keduanya masih saja belum menyelesaikan semua pekerjaan. Jangan tanyakan bagaimana ekspresi Hara saat itu. Ia benar-benar ingin mengeluh pada Ibunya yang memberinya banyak sekali bahan belanjaan.

      Akasa menangkap keanehan dari Hara. Ia tahu jika mood gadis itu sudah berubah. Maka dari itu Akasa berinisiatif untuk mencari sesuatu agar gadis itu bisa menghilangkan wajah masamnya, meski sebentar.

     Akasa menuju ke tempat penjual gulali. Ia tahu jika Hara sangat menyukai makanan itu. Terlebih, ada yang mengatakan jika makanan manis bisa mengembalikan mood. Akasa menarik tangan Hara. Untunglah, gadis itu langsung tersenyum ketika melihat gulali kapas di depannya. Sesuka itu Hara pada makanan manis itu.

     Akasa merasa senang jika usahanya membuahkan hasil. Ia kembali bisa melihat wajah manis Hara ketika tertawa. Saat itu, sayup-sayup Akasa mendengar ada yang memanggil mengucapkan nama 'Deepa'. Tidak satu kali, melainkan ia mendengar kata itu sebanyak dua kali. Akasa lantas menoleh. Namun tak apapun yang bisa ia dapatkan. Pandangannya benar-benar sangat kabur. Laki-laki itu juga divonis, jika dalam waktu dekat tidak dioperasi, maka ia akan kehilangan penglihatannya seumur hidup.

     "Ayo pulang," ajak Hara.

     Akasa tidak bergeming. Ia tetap menoleh ke arah sumber suara. Akasa mendengar jelas nama yang ia dengar. Tapi suara siapa yang mengucapkan nama 'Deepa', ia sama sekali tidak mengenalinya. Bukan Rhava maupun Hendra.

     "A Kasa, ayok!"

     "Ah, i-iya."

     Akasa pulang dalam keadaan yang membingungkan. Hatinya menunjukkan jika itu benar-benar Deepa yang ia kenal. Namun otaknya bekerja jika itu hanya orang lain yang memiliki nama sama dengan 'Deepa' yang ia kenal.

     Saat sampai di rumah pun, Akasa masih tidak bergeming. Pikirannya masih saja bekerja. Bohong jika Akasa sama sekali tidak memikirkan Deepa. Nyatanya Deepa adalah gadis pertama yang berhasil menyentuh hati Akasa. Mungkin Akasa benar-benar jatuh cinta. Tapi sayang, laki-laki itu menyadarinya.

     Empat tahun bukanlah waktu yang singkat. Bahkan jika kita menanam pohon persik, bisa-bisa saja pohon itu sudah berbuah. Karena hanya memerlukan waktu sekitar 4-5 tahun, pohon persik akan menghasilkan buah—sejak ditanam.

     "A Kasa ada masalah?" tanya Hara yang mendapati Akasa duduk di bawah rindangnya pohon mangga.

     Akasa hanya menggeleng. Ia tidak ingin menceritakan perihal Deepa pada Hara. Mereka berdua tidak sama. Lagi pula, Hara tidak perlu mengetahui masa lalu Akasa dengan gadis lain.

Ableps-ia ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang