TsukiSara 1

566 40 20
                                    

Lonceng Atri berdentang tiga kali. Tanda bahwa beberapa prajurit membawa hasil bumi sebagai upeti yang berlaku di daerah kekuasaan kerajaan Ootsutsuki. Mereka adalah para prajurit utusan Sang Jendral yang dikhususkan untuk menarik pajak dari para warga. Tak peduli pada tangis dan kesulitan mereka, prajurit ini akan tetap memaksa rakyat menyerahkan hasil panen atas nama mandat Raja.

Wajah-wajah dingin ini semakin tak peduli saat ada seseorang yang membunyikan lonceng keadilan ini untuk meminta bantuan pada Raja. Dimata mereka, penguasa tidak perlu memikirkan nasib rakyat kecil yang terpenting apa yang bisa mereka berikan untuk kerajaan.

Sementara itu, beberapa kuda dari Kerajaan Uzumaki mulai memasuki area istana. Sikap tunduk tanda penghormatan menghiasi sepanjang jalan Sang Raja serta prajuritnya. Kerajaan Uzumaki adalah kerajaan terbesar kedua di seluruh Konoha. Raja Ootsutsuki saat ini adalah sahabat karibnya sejak kecil. Sepulang mengasah kemampuan berperangnya di suatu akademi khusus keluarga kerajaan di Kota Suna, akhirnya ia bisa bertemu dengan Raja muda Ootsutsuki.

"Selamat datang, Yang Mulia Boruto Uzumaki. Raja kami sudah menunggu di kamarnya."

"Di kamar? Orang itu benar-benar tidak berubah sejak dulu!"

Ucap Boruto sambil berjalan meninggalkan dua prajurit Ootsutsuki yang mengiringinya.

🍃

🍃

🍃

TsukiSara

🍃

🍃

🍃


Sepasang mata gold memandang bebas dari balkon kamarnya. Sembari menikmati belaian angin yang menenangkan mengingatkannya akan satu hal yang pernah hilang dari hidupnya. Dengan mata terpejam, sebuah memori masa lalu berputar di dalam gelap menyisakan rasa sakit dari luka yang tak kunjung sembuh.

"Seperti biasa, kau selalu diam disini. Apa bagusnya menerjang angin yang berhembus di wajahmu?"

Pemilik mata gold yang tak lain adalah Raja kerajaan Ootsutsuki berbalik tersenyum masam pada sahabat bermata sapphire nya.

"Sejak dulu aku menyukai hembusan angin. Apa ada masalah, Boruto?"

"Tidak sama sekali, tapi... Bisakah sedetik saja kau tidak meratapi masa lalumu? Ayolah, kau ini bagaimana? Raja tanpa Ratu itu tidak lengkap rasanya! Cobalah kau membuka hatimu untuk wanita lain."

Mitsuki menggeleng pelan. Terlihat tangan kanannya mencengkram kuat pagar balkon agar ia tidak terbawa emosi karena ucapan Boruto.

"Masa laluku adalah hal yang paling berharga dalam hidupku. Aku tidak akan bisa melupakan Sara sampai kapanpun."


10 tahun lalu

Iring-iringan kerajaan Uchiha memasuk area kerajaan Ootsutsuki yang saat itu masih dipimpin oleh ayah Mitsuki, Raja Orochimaru. Mitsuki kecil yang kala itu masih berumur 10 tahun dipertemukan dengan gadis uchiha berpenampilan tomboy yang berumur tiga tahun lebih muda darinya. Gadis yang begitu mungil, cantik dan hiperaktif yang akan menjadi Ratu masa depan kerajaan Ootsutsuki.

Sudah menjadi kebiasaan dimana seorang putri yang lahir akan dijodohkan dengan penguasa yang lebih tinggi. Kandidat pangeran yang pantas bersanding dengan gadis ini adalah Boruto dari kerajaan Uzumaki dan Mitsuki dari kerajaan Ootsutsuki. Karena Boruto telah dijodohkan dengan putri kerajaan seberang, maka Mitsuki lah yang akan bersanding dengannya.

"Akan lebih senang jika anak-anak saling mengenal dengan cara mereka."

"Kau benar, Yang Mulia Sasuke. Putraku yang jarang bicara itu pasti akan lebih aktif bila bertemu dengan Sarada."

Obrolan itu terhenti saat putri Uchiha melihat sosok anak laki-laki yang memikat perhatiannya. Mata gold dan rambut kebiruannya sungguh indah baginya.

"Ijinkan aku bermain dengan kakak itu, ayahanda."

Raja Sasuke melihat ke arah telunjung putrinya mengarah.

"Baiklah, Sarada."

Dengan langkah kecilnya, Sarada setengah berlari menyusul anak laki-laki yang tak lain adalah Mitsuki. Sampailah ia di sebuah taman yang berada tepat di belakang kerajaan. Perlahan namun pasti, ia melangkah ke seorang pangeran yang sedang duduk di tanah berumput.

"Kau pasti anaknya Raja Oro kan? Berarti kau pangerannya! Siapa nama kakak?"

Tidak ada jawaban membuat Sarada menggembungkan pipinya dengan imut. Tapi ia tidak menyerah untuk terus berbicara.

"Aku putri kerajaan Uchiha. Kenalkan, aku Sara! Kau menyebalkan sekali! Sebut namamu saja tidak mau!"

Mitsuki mendengus berpindah tempat. Mata Sarada membola tapi tampak berbinar. Bocah perempuan ini terus mengikuti Mitsuki kemana saja.

"Namamu siapa! Ayo, kenalkan siapa dirimu! Mana ada Ratu yang tidak tau nama Rajanya?!"

"Ratu?"

"Iya! Kata ibunda kau adalah Rajaku di masa depan. Siapa namamu?"

Mitsuki berpaling menatap deretan pohon cemara di hadapannya.

"Mitsuki."

"Aha! Namamu Tsuki! Akhirnya aku tau siapa nama Rajaku! Tsuki! Namamu indah sekali!"

"Tidak bukan itu, tapi.."

"Iya aku dengar! Namamu Tsuki dan aku Sara! TsukiSara! Tidak buruk kan?"

"Hn.. Terserah!"

Semakin hari hubungan diantara semakin dekat. Sara sering meminta ayahnya untuk membawanya kepada Mitsuki. Interaksi yang indah antara keduanya menciptakan suatu ikatan batin yang sangat kuat. Namun kebersamaan mereka berlangsung tidak terlalu lama. Suatu insiden menimpa Sara kecil di istana nya sendiri. Tanpa sengaja salah satu pelayan kerajaan Uchiha menyuapkan makanan yang tercampur racun di dalamnya. Sang putri mengalami kejang-kejang dan meninggal tak lama kemudian.

Berita itu segera tersebar ke penjuru negeri, bahkan kerajaan seberang mendengar berita duka itu. Kerajaan Ootsutsuki juga merasa berduka atas meninggalnya calon ratu kerajaan mereka. Berita ini membuat Mitsuki begitu terpukul. Mitsuki benar-benar tidak bisa menerima kenyataan kematian Sara, terlebih lagi dirinya tidak bisa menghadiri upacara pemakaman sang putri karena jatuh sakit. Sejak kejadian ini, Mitsuki selalu dirundung kesedihan karena tak mampu melupakan sosok Sara. Penyakit yang ia idap akan semakin parah disaat dirinya mengingat segalanya tentang Sara.

Tak terlalu lama dari kejadian itu, Ratu Uchiha jatuh sakit karena depresi atas kematian putri semata wayangnya hingga membawanya kepada ajal. Raja Uchiha juga menyusul sang istri ke pembaringan abadi karena tidak bisa menerima kepergian orang-orang yang ia cintai.


Hari ini tepat 10 tahun Sara pergi meninggalkan dunia ini. Boruto memberitahukan bahwa para penduduk berbondong-bondong membawa lukisan putri Sarada dan beserta Raja dan Ratu Uchiha di bekas reruntuhan kerajaan Uchiha. Benar, kerajaan tersebut telah runtuh sepenuhnya karena termakan usia dan penjarahan yang sering dilakukan oleh para bandit. Pihak Ootsutsuki telah mengambil hampir separuh harta Uchiha yang berhasil ditemukan tapi bandit-bandit itu tetap tidak menyerah untuk terus berburu.



Huhu... Di chapter pertama udah disuguhin kisah kematian Sara😭😭😭

Btw selamat datang di cerita Mitsusaraku yang baru.😃😃😃

Mau dilanjut?😍😍😍

Vote dan komennya dulu ya, Minna-san!🤩🤩🤩

Sampai jumpa di chapter selanjutnya..😘😘😘

TsukiSaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang