Bonchap

272 31 2
                                    

Hujan di pagi hari seolah berkata bahwa alam bersedih atas kepergian Raja dan Ratu penguasa negeri api di waktu yang sama. Ada banyak pelayat yang datang baik dari kalangan kerajaan maupun rakyat yang berduka tanpa menghiraukan guyuran hujan yang membasahi tubuh.

"Bagaimana dengan putra mahkota? Dia berhasil selamat kan?"

Tanya Boruto pada salah satu tabib yang menangani mendiang Ratu Sara.

"Kami terpaksa melakukan operasi bedah pada Yang Mulia Ratu Sara setelah menyadari bahwa bayi kecil mereka masih hidup. Saat ini pangeran kecil dalam keadaan sehat."

"Syukurlah."

Selaku sahabat, Boruto sangat terpukul atas kepergian Raja Tsuki dan Ratu Sara yang begitu mendadak ini. Ia terus bergumam andaikan ia bisa meluangkan waktu lebih banyak lagi untuk datang berkunjung ke kerajaan Ootsutsuki sebelumnya, mungkin rasa penyesalannya tidak sebesar ini.

Mata sapphire Boruto tak hentinya menatap nanar bersama linangan air mata mengarah pada dua makam yang berdampingan tepat di tengah halaman belakang kerajaan. Mereka memang tidak pernah meminta dimana baiknya akan dimakamkan suatu saat nanti, tapi Boruto dan yang lainnya sepakat memakamkan mereka dalam satu liang di tempat dimana kisah Tsuki dan Sara bermula.

"Aku akan kembali. Pastikan orang-orang bisa datang menemui makam mendiang Raja dan Ratu Ootsutsuki!"

"Baik, Yang Mulia."

🍃

🍃

🍃

TsukiSara

🍃

🍃

🍃

Boruto berjalan menuju kamar Mitsuki dan Sarada. Disana dapat ia lihat jejak-jejak kebahagiaan mereka. Satu persatu air mata miliknya kembali mengalir sampai seorang Ratu berambut ungu yang sedang menggendong seorang bayi membuatnya cepat-cepat menghapus jejak-jejak air mata di wajahnya.

"Boruto-kun, sedari tadi aku memikirkan nasib bayi ini. Apa yang harus kita lakukan?"

Mata biru Boruto bergulir menatap iba bayi laki-laki yang begitu mirip dengan Mitsuki. Dengan kulit yang pucat dan rambut kebiruan yang benar-benar menyerupai ayahnya.

"Kita akan merawatnya bersama-sama sampai dia bisa memegang tampuk kekuasaan Ootsutsuki. Aku akan mengatakannya pada semua orang."

"Baiklah. Aku setuju!"

Boruto tersenyum. Ia tak bisa menahan diri untuk menggendong bayi mungil yang ada dalam dekapan Ratu Uzumaki.

"Dia begitu mirip dengan Raja Tsuki. Dia akan ku beri nama yang sama dengan ayahnya.... Mitsuki."

Sang Ratu tersenyum bahagia. Ia paham, pasti Boruto tidak ingin kehilangan kenangan akan sahabat mata goldnya.

🍃

🍃

🍃

TsukiSara

🍃

🍃

🍃

Tahun demi tahun berganti. Tanpa terasa, sudah lima tahun yang lalu Raja Tsuki dan Ratu Sara pergi meninggalkan dunia. Di bulan ini, sudah kesekian kalinya bagi Raja dan Ratu Uzumaki mengunjungi kerajaan Ootsutsuki yang sepi karena semua pekerja kembali ke daerah mereka masing-masing. Kekosongan kekuasaan pusat membuat Boruto bekerja lebih keras untuk memimpin negeri api sampai putra mahkota Ootsutsuki cukup umur untuk bertahta. Boruto sadar, menjadi penguasa tak semudah yang dibayangkan. Ia baru sadar, mungkin karena kasih sayang dan kebesaran hati Raja Tsuki dan Ratu Sara lah yang sudah berhasil membuat semua orang tunduk dan menyayangi mereka. Bahkan di tahun kelima kematian mereka, kedua makam itu tak sepi oleh peziarah dari penjuru negeri dan selalu semerbak oleh bunga-bunga yang mereka bawa.

TsukiSaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang