TsukiSara 25

191 19 0
                                    

"Apa aku tidak salah dengar, Tsuki? Mereka tidak menyebut nama kita dengan lengkap."

"Hn, aku yang meminta sebelumnya. Yah, kupikir nama Tsuki itu tak terlalu buruk!"

"Memang tidak buruk!"

Satu senyuman teduh milik Raja tertoreh menghasilkan rona merah di wajah Ratunya. Entah apa yang dipikirkan Mitsuki hingga ia langsung memeluk Sarada tanpa menghiraukan banyak pasang mata yang menyaksikan dan memberikan sorak sorai kebahagiaan bagi Raja dan Ratu mereka.

🍃

🍃

🍃

TsukiSara

🍃

🍃

🍃

7 Tahun kemudian...

Hubungan antara Ratu Sara dan para pelayan berangsur membaik seiring waktu. Saat itu Mitsuki hendak memberikan hukuman bagi siapapun yang pernah menyakiti Ratunya namun Sarada melarang dan memaafkan mereka begitu saja, bahkan ia banyak menetapkan peraturan baru atas persetujuan Raja tentang kesetaraan wanita, keadilan bagi para pekerja wanita dan memberikan izin pada para pelayan termasuk Ayame serta para prajurit untuk pulang ke daerah mereka masing-masing untuk bertemu dengan keluarga mereka di waktu-waktu tertentu.

Para penghianat yang sempat buron dan tertahan di penjara Ootsutsuki serta Uzumaki telah dieksekusi sesuai dengan hukum yang berlaku. Semua hal yang salah dan berlaku di seluruh negeri telah dirombak sepenuhnya oleh Raja dan Ratu negeri api tersebut.

Selain itu, perkembangan negeri api di seluruh sektor meningkat drastis berkat gaya kepemimpinan Raja yang berubah dari yang bersifat otoriter dan perhatian yang kurang merata, kini seluruh negeri dapat merasakan betapa pentingnya peran Ratu Sara dalam menyadarkan Raja untuk menegakkan keadilan dan kemakmuran rakyat melalui panggilan lonceng atri dan berbagai kondisi yang terlihat langsung oleh Raja Tsuki dan Ratu Sara.

"Senang rasanya melihat mereka bahagia. Panen tahun ini mengalami peningkatan. Taraf kehidupan masyarakat juga lebih baik dari tahun-tahun sebelumnya."

"Kau benar, Sara. Ternyata ada banyak hal yang harus kuperhatikan. Tak kusangka, dibalik sulitnya memimpin negeri ini, aku merasa bahagia melihat senyum di wajah mereka."

Raja dan Ratu ini tak henti menatap raut-raut bahagia yang di ladang dan sawah yang terlihat dari balon kamar mereka. Seperti yang Sarada katakan saat itu, Mitsuki telah menjadi Raja yang adil dengan pemimpinan yang patut diperhitungkan. Meski masih saja ada pihak yang belum puas tapi Mitsuki tidak mempedulikan selagi Ratu Sara dan rakyatnya tetap ada bersamanya.

"Permisi Yang Mulia, saya mendapatkan surat yang serupa dengan kemarin di bawah pilar atri."

Wajah tenang Mitsuki membuktikan bahwa hal ini sudah sering terjadi. Ia segera mengambil gulungan kertas itu dan membaca apa yang tertulis di dalamnya, sementara seorang prajurit yang menghantarkan surat itu langsung undur diri dari hadapan mereka.

"Mengapa hal ini selalu jadi perdebatan? Memang apa salahnya jika kita tidak segera memiliki keturunan?"

"Tapi aku memaklumi jika ada yang khawatir akan masa depan kerajaan ini. Maafkan aku, Tsuki. Seharusnya aku telah memberikanmu satu atau dua anak selama tujuh tahun ini."

"Kau tidak perlu meminta maaf. Sungguh, aku tidak masalah jika seandainya kita sama sekali tidak memilki anak."

"Tapi.."

TsukiSaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang