TsukiSara 17

222 31 0
                                    

"Hey, ini tempat bermain kita! Dulu kita sering pergi tanpa ijin pada mendiang Raja Orochimaru!"

"Dan pulang dengan keadaan basah. Aku mulai mengingatnya!"

Sarada tersenyum manis bersama semburat merah di kedua pipinya. Sejenak menatap arus sungai yang menyegarkan mata hingga sifat kekanakan Sarada muncul membuatnya basah karena melompat tanpa menghiraukan bebatuan yang bisa saja menghantam dirinya.

🍃

🍃

🍃

TsukiSara

🍃

🍃

🍃

"Sara, hati-hati dengan bebatuan itu! Astaga, kau ini benar-benar masih bocah!"

Sarada tergelak. Jemari lentik miliknya tak henti menyiramkan air pada Raja berkulit pucat yang sedang duduk di salah satu batu tepi sungai.

"Kau masih marah padaku?"

"Marah kenapa? Tidak sama sekali!"

Gemericik air memecah hening yang menjalar kemudian. Mitsuki dan Sarada hanyut dalam pikiran masing-masing hingga tanpa sengaja Sarada tergelincir oleh batu licin di dasar sungai.

"Aargh!!!"

Byurr!!

Mitsuki menangkap tubuh Sarada tepat waktu sebelum gadis itu terhantam bebatuan di belakangnya. Air membuat mereka basah sepenuhnya diantara waktu yang seakan berhenti.

"Apa kau terluka, Sara?"

"Ti-tidak."

Pertanyaan itu membuat waktu mencair kembali. Sarada memalingkan wajahnya yang sudah memerah menahan malu dan sensasi lain yang membuncah dalam hatinya.

"Ada apa?"

"Ah.. Uhm... Ka-kau terlalu dekat."

Raja muda ini hanya tersenyum mengagumi paras cantik gadis yang sedang terhimpit diantara dirinya dan batu dibelakangnya. Tidak ada yang membuat Mitsuki lebih bahagia lagi selain berada dekat dengan Putri Sara.

"Maafkan aku."

"Maaf untuk apa lagi?"

"Untuk segalanya."

"Ah, apa kau tidak bosan terus meminta maaf? Aku sudah memaafkanmu, kau puas?!"

"Aku tidak akan puas karena kesalahanku begitu besar. Aku akan meminta maaf padamu seumur hidup."

Satu hela nafas yang cukup panjang serta dorongan kecil di kedua pundak Mitsuki. Wajah yang berpaling itu kembali menatapnya.

"Kau terlalu berlebihan. Ayo kembali ke kerajaan!"

"Tidak."

"Kenapa? Kita sudah lama pergi! Lagipula kau-"

Grep!

Sebuah tarikan kencang. Sarada tak berdaya saat sepasang mata itu saling bertemu. Dekapan erat yang melingkar di pinggang Sarada membuat jarak diantara mereka benar-benar terhapus.

"Bersediakah kau hidup bersama denganku, Sara? Kau tidak akan meninggalkanku lagi, kan?"

"Te-tentu."

"Aku akan lebih senang jika kau benar-benar menjadi milikku. Bersanding sebagai Ratu serta kekuatanku."

"A-aku senang mendengarnya tapi bisakah kau menjauh sedikit dariku? Kau terlalu dekat, Tsuki!!"

TsukiSaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang