Beruntung Sarada bisa lolos dari bagian ingatannya sebelum dinyatakan meninggal. Itu benar-benar mengerikan hingga membuat tubuhnya bergetar hebat.
"Kau baik-baik saja, Sara? Tenangkan dirimu."
"Tsuki, jangan tinggalkan aku.. Aku sangat takut!"
Tangan kanan Mitsuki bergerak menyeka bulir keringat serta air mata Sarada sedangkan tangan yang lain membenamkan tubuh Putri Uchiha itu ke dalam dekapannya.
🍃
🍃
🍃
TsukiSara
🍃
🍃
🍃
Karena mimpi itu, Sarada tak lagi bisa memejamkan mata. Mitsuki juga kembali begadang memperhatikan Sarada yang sedari tadi diam enggan bergeming dari dalam dekapannya.
"Haruskah aku memberitahu semua orang tentang kembalinya Putri Sara?"
Kepala Sarada mendongak perlahan menatap sang Raja yang rupanya tidak mengantuk sedikitpun.
"Ku mohon jangan! Aku tidak tahu apakah kejadian itu murni terjadi atau direncanakan. Aku khawatir kalau memang ada yang menginginkan kematianku, mungkin saja orang-orang itu akan mengincarku saat mereka tahu bahwa Putri Sara ada disini."
"Kalau begitu apakah yang kulakukan ini sudah benar? Tetap menjadikanmu pelayan meski kau lebih dekat denganku sekarang."
"Lebih baik begini untuk sementara waktu. Selain itu, harusnya kau tidur sekarang! Kau bisa sakit karena kurang istirahat!"
Satu senyuman terbit di tengah malam bersama dengan rona merah di wajah Sarada. Sejak Raja ini mengenali identitasnya, Mitsuki selalu sukses membuatnya salah tingkah.
"Kau khawatir?"
"Tentu saja! Jika Rajanya sakit, bagaimana bisa menjalankan pemerintahan dengan baik?!"
🍃
🍃
🍃
TsukiSara
🍃
🍃
🍃
Sang surya menyinari seluruh negeri api. Aktivitas di kerajaan ini sudah berlangsung sejak kokok ayam pertama berkumandang. Saat ini, penguasa tertinggi negeri sedang berjalan melewati semua bawahannya yang sedang memberikan salam hormat dan secara tidak langsung juga merendahkan kepala di hadapan seorang pelayan yang berjalan di belakang Raja.
Ratusan pasang mata melirik pelayan tak lain adalah Sarada dengan tatapan heran dan bingung. Bagaimana bisa seorang pelayan sedekat itu dengan Raja berdarah dingin itu? Sedangkan calon Ratu kerajaan ini saja tidak bisa menyentuhnya sedikitpun.
"Apa-apaan ini?"
Gerutu Panglima Shin dengan tatapan tajam. Seorang prajurit yang biasanya menjaga kamar Raja segera menjelaskan.
"Apa tuan tidak tahu? Yang Mulia Raja mengangkat nona Sarada sebagai pelayan pribadinya!"
"Apa katamu?! Sejak kapan?!"

KAMU SEDANG MEMBACA
TsukiSara
RomanceCover by me! Bagi Mitsuki, hidup adalah sebuah kesempatan untuk menyalurkan ambisi. Bertahun-tahun hidup tanpa cinta dengan lumuran kebencian adalah bagian hidup yang terkutuk. Tidak ada yang luput dari sifat haus darah yang merasuk diseluruh pembul...