"Aku berjanji akan melindungi Sara dengan segenap kemampuanku. Negeri ini tidak boleh jatuh di tangan yang salah!"
Lirih Mitsuki dengan pedang di genggamannya. Kekuatan hatinya telah membuat Raja ini bangkit dan bersatu dengan Boruto serta pasukannya. Berkat bantuannya, Raja Hozuki berhasil terpojok namun serangan yang ia layangkan menerima serangan lain dari orang tak terduga.
"Kau."
🍃
🍃
🍃
TsukiSara
🍃
🍃
🍃
Boruto terperangah menyaksikan penghianatan Panglima Shin tepat dihadapan Mitsuki.
"Tak kusangka, kau juga berpihak pada musuh!"
"Memangnya kenapa, Yang Mulia? Kau kecewa? Apa kau bisa melawanku?"
Mitsuki berusaha menggerakkan pedangnya sekali lagi guna menyerang Panglima Shin namun meleset. Ini pukulan telak bagi Mitsuki karena orang kepercayaannya telah menghianatinya.
"Keparat! Aku tidak akan mengampunimu, Shin!!"
"Lalu kau mau apa? Membunuhku? Sebelum itu terjadi, lihatlah apa yang akan terjadi pada Putri Sara!!!"
Tepat di belakang Panglima Shin, Putri Kyouka dan Ratu Ciei menyiram kayu perapian dan tubuh Sarada dengan minyak. Menghantam Sarada dengan tongkat kayu hingga gadis itu berlumuran darah. Berulang kali Sarada berusaha melepaskan diri sambil menangis histeris namun hasilnya nihil. Mantan Panglima Sasori tak bisa berbuat banyak menyaksikan Putri Sara yang terus memohon berharap belas kasihan dari pihak musuh.
Sara..
"Kalian tidak boleh melakukan itu padanya!!!"
Seolah mendapat suatu kekuatan, Mitsuki berlari menuju perapian itu dengan pedang terhunus menyerang Ratu dan Putri Hozuki yang berlindung di belakang beberapa prajurit yang menghadang. Pertumpahan darah tak terelakkan. Sarada sangat takut melihat ada banyak darah yang mengucur dari dua belah pihak. Sementara Boruto berusaha melawan Panglima Shin dan sekutunya bersama para prajurit yang masih mampu bertahan.
"Tsuki, maafkan aku!! Jika aku harus pergi lagi darimu, aku ingin kau memaafkanku!!!"
Seketika api berkobar bersama dengan api obor yang dilemparkan oleh Kyouka. Tawa jahat mengiringi keadaan genting ini. Di saat yang sama, Mitsuki mulai kehilangan akal sehatnya dengan membantai habis semua yang menghalangi jalannya menuju Sarada. Tubuhnya mulai merasakan hangatnya api yang berkobar namun disaat inilah ia bisa menyelamatkan Sarada dengan menerjang kobaran api yang mampu membakarnya saat itu juga.
"Tak kubiarkan kau pergi dariku lagi, Sara!!"
Pekik Mitsuki sembari menebas ikatan di kedua tangan dan kaki Sarada. Tanpa menghiraukan akibatnya, Raja muda ini memeluk Sarada yang telah lunglai tak berdaya lalu membawa Sarada sambil memastikan bahwa jilatan api tak menyentuh kulitnya sedikitpun.
Byurr!!
Sebuah aliran sungai menangkap mereka berdua. Linangan air mata sang Raja mengalir kala menatap Sarada yang begitu lemah dan trauma.
"Akan kubalas perbuatan mereka untukmu."
Kedua tangan pucat menyandarkan Sarada di bawah pohon bersama dengan sebuah kilatan mengerikan di kedua mata gold Mitsuki. Sementara di pihak musuh, Putri Kyouka dan Ratu Ciei berlari menyadari kemarahan sang penguasa di tepi sungai.
"Ibu, apa yang harus kita lakukan? Aku tidak mau jauh dari Mitsuki!"
"Lupakan cita-cita bodohmu itu! Kita tidak bisa me-... Arrggh!!"
Mata Putri Kyouka membulat sempurna. Manik mayonise itu bergetar hebat melihat darah mengucur deras dari mulut serta punggung Ratu Ciei yang tertancap sebuah pedang milik Mitsuki. Dalam waktu sekejap, sang Ratu tumbang dihadapannya. Langkah Sang Putri tercekat menatap Mitsuki yang telah membunuh ibunya dengan hanya melempar pedang beralur ular itu dengan tepat. Raja Suigetsu dan Panglima Shin serta para penghianat lainnya tak bisa membantu karena serangan pihak Uzumaki yang melawan mereka bertubi-tubi. Kini ia benar-benar takut oleh kengerian penguasa negeri api yang sekarang berjalan mendekatinya.
"Mitsuki, maaf.. A-aku hanya diperintah orangtuaku.."
Sayangnya Mitsuki tak menghiraukan kata-katanya lagi. Pedang di punggung Ratu Ciei dicabut dengan kasar dan mengarah tepat di leher Putri Kyouka.
"Kau telah mencoba membunuh Sara dua kali. Aku tidak akan mengampunimu, Kyouka!!!"
Crasss!!!
"Mi-Mitsuki..."
Putri Kyouka tumbang dengan tusukan yang cukup dalam di perutnya. Terbunuh tanpa sempat melarikan diri, sementara Raja Hozuki yang melihatnya berteriak hiteris memanggil nama istri serta putrinya. Penghianat ini hendak berlari menyerang Mitsuki tapi Boruto berhasil menghalangi hingga tanpa sengaja Raja licik itu tewas terpanggang hasil perbuatan istri dan putrinya.
Disisi lain, Panglima Shin yang berlari hendak menyerang Mitsuki dari belakang berhasil terbunuh oleh seorang Putri bermata onyx yang tanpa ia ketahui telah sadar dari pingsannya.
"Jangan sentuh Tsuki ku, Panglima keparat!"
Mata pucat Panglima Shin bergulir melirik Sarada dengan pedang yang telah menembus jantungnya dari belakang. Sebuah ramalan seseorang di masa lalu seolah berputar di ingatan Panglima Shin.
"Kau dipenuhi dengan kebencian dan ambisi yang sangat besar. Aku tahu kau sedang merencanakan niat buruk untuk menggulingkan kekuasaan Ootsutsuki dan menjadikan dirimu sendiri sebagai Raja negeri ini. Jika kau meneruskan niatmu,maka bersiaplah karena sebentar lagi seorang Putri berambut hitam akan membinasakanmu dan membuatmu tunduk di kakinya."
"Ka-kau benar-benar Putri Sara.."
Bruk!!!
Sarada menatap nanar tubuh yang jatuh tepat di hadapan kakinya, persis seperti yang diramalkan. Sementara itu, Mitsuki masih dikendalikan oleh amarahnya. Berulang kali ia menyayat tubuh Putri Kyouka yang sudah tak bernyawa.
"Hentikan, Tsuki!! Semua sudah berakhir!!"
Pekik Sarada sambil berlari memeluk Mitsuki bersama deru nafas keduanya.
"Semua sudah berakhir, Tsuki. Sudah, turunkan pedangmu!"
Satu belaian lembut di wajahnya membuat Mitsuki menjatuhkan pedangnya begitu saja. Jiwa-jiwa yang telah lelah ini akhirnya tumbang bersama dengan rasa sakit dan racun yang masih terkandung dalam tubuh.
Huaaa... Berakhir sudah...😭😭😭
Eitt, tapi ini bukan chapter terakhir ya...😍😍😍
Jangan lupa vote dan komennya ya, minna-san!🤩🤩🤩
Next!😘😘😘
KAMU SEDANG MEMBACA
TsukiSara
RomanceCover by me! Bagi Mitsuki, hidup adalah sebuah kesempatan untuk menyalurkan ambisi. Bertahun-tahun hidup tanpa cinta dengan lumuran kebencian adalah bagian hidup yang terkutuk. Tidak ada yang luput dari sifat haus darah yang merasuk diseluruh pembul...