TsukiSara 7

255 28 6
                                    

Hingga keesokan harinya, sebuah kejadian yang cukup mengejutkan tersiar hingga ke kerajaannya. Makam sang Putri terbongkar dan hanya menyisakan peti nya saja. Kerajaan Uchiha langsung mengerahkan pasukanya untuk mencari siapa orang yang berani mencuri jenazah putri mereka dari tempat peristirahatannya namun hasilnya nihil sampai Raja dan Ratu Uchiha mangkat karena tak kuasa menahan kesedihan. Tidak ada yang tahu dimana dan siapa yang berani membawa jenazah Putri Sara sampai saat ini. Celakanya hal ini tidak diketahui Mitsuki karena semua orang sepakat untuk tidak menceritakannya demi kesehatan penguasa Negara Api.

Mengingat itu semua membuat Putri Kyouka merinding. Terkadang ia berpikir kalau Putri Sara belum meninggal tapi mustahil jika terjadi. Berusaha menepis bayangan buruk, ia mempercepat langkahnya menuju kamar Sang raja.

🍃

🍃

🍃

TsukiSara

🍃

🍃

🍃

Putri Kyouka melangkah optimis. Sebentar lagi ia sampai di kamar Mitsuki, namun pagi ini ia harus kecewa karena Mitsuki tak sendirian di kamar. Ada seorang pelayan yang tak lain adalah Sarada tengah berlutut mengganti kain putih di pergelangan tangan Raja. Untuk pertama kalinya Kyouka sangat cemburu pada seorang pelayan karena sekalipun dirinya tidak pernah seakrab itu dengan Mitsuki.

"Apa-apaan ini?! Bukankah penanganan tabib lebih baik daripada dia?!!"

"Aku hanya memintanya untuk mengganti balutan kain di tanganku. Apa itu salah?"

"Tentu saja! Kau dan pelayan?! Melihat saja sudah membuatku jijik!"

Mitsuki bangkit dari kursinya. Tatapan tajam Mitsuki yang seperti biasa tersorot di hadapan Putri Kyouka.

"Disini aku Rajanya. Orang diluar kerajaan tidak berhak mengomentari apa saja yang ada disini."

"Tapi, Mitsuki! Aku adalah calon ratu kerajaan ini!"

"Aku tidak pernah memutuskan untuk menjadikanmu Ratu Ootsutsuki!"

Putri Kyouka mendengus menatap dengki ke arah Sarada yang tak kunjung bangkit dari posisinya. Tangannya bergerak cepat menjambak Sarada hingga kepala gadis itu mendongak. Sarada begitu kesakitan dan tak bisa berbuat apa-apa selain merintih memohon pengampunan.

"Beraninya kau menyentuh seorang Raja! Kau harus membusuk di penjara!"

Emosi Mitsuki tersulut. Pisau belati di atas meja ia rampas dan di arahkan ke leher Kyouka.

"Lepaskan dia!"

"Tapi, Mitsuki."

Putri Kyouka mulai merintih merasakan dinginnya sisi tajam belati di lehernya. Tidak ada pilihan lain selain melepas tautannya di rambut Sarada.

"Mitsuki, mengapa kau membelanya? Seberapa penting nyawa seorang pelayan, hah?!"

Mitsuki tak menyahut. Apa yang ia lakukan semata-mata untuk melindungi Sarada tapi selain itu ada getaran yang cukup kuat yang membuatnya sangat khawatir akan keselamatan Sarada. Seolah gadis bermata onyx itu bukan orang asing tapi Mitsuki tak mampu mengartikan apa yang membuatnya sangat gusar.

"Sarada, kau boleh keluar!"

Sarada bangkit lalu membungkukkan tubuhnya pada Mitsuki.

"Baik, Yang Mulia."

TsukiSaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang