Satu jambakan kencang menyiksa kulit kepalanya. Seperti biasa orang-orang ini selalu bertindak tak pantas padanya. Sebisa mungkin ia berusaha menahan emosi kala meski kepalanya seakan berdarah tapi itu tidak menghentikan gelak tawa dan perbuatan mereka pada Sarada hingga kemudian tiba-tiba tarikan di kepalanya dilepas. Mereka berhenti tertawa dan ekspresi mereka berganti menjadi ketakutan.
"Ke-kemuliaan bagi Yang Mulia Raja!"
Seru mereka sambil merundukkan tubuh. Sarada juga melakukan hal yang sama meski Mitsuki melarang dengan isyarat mata. Sarada tidak peduli, yang terpenting keinginan hatinya terwujud itu sudah cukup.
🍃
🍃
🍃
TsukiSara
🍃
🍃
🍃
Hanya Sarada yang tetap tenang menghadapi sorot mata Mitsuki yang begitu tajam. Sarada tahu, Raja ini mungkin menyaksikan apa yang telah terjadi padanya. Selagi mereka berdelapan membeku ditempat, Sarada melangkah maju mengisyaratkan Mitsuki untuk tidak menghukum mereka. Sudah cukup Mitsuki bersikap keras selama ini. Yang Sarada inginkan adalah melihat sosok Raja berhati lembut dan tak mudah menjatuhkan hukuman pada siapapun.
Sebagai orang yang mencintainya, Mitsuki tidak mungkin menolak keinginan Sarada meski sisi kejam tengah bergolak hebat dalam dirinya. Mitsuki menghela nafas dalam-dalam saat gadis bermata onyx itu sudah berlalu meninggalkannya. Kembali menatap para pelayannya yang masih diam dengan kilatan mengerikan di matanya.
"Apa yang kalian lihat?!!! Cepat selesaikan pekerjaan kalian!!!"
"Ba-baik, Yang Mulia."
Sementara itu, Sarada bergegas menuju sungai tempat dimana alat-alat makan sudah menumpuk di sisi sungai. Ayame sudah ada disana selagi menunggu anak buahnya yang mungkin akan membantunya.
"Nona Ayame, aku sudah selesai membersihkannya."
"Baiklah, bantu aku mencuci piring-piring ini!"
Sarada hanya mengangguk lalu mengerjakan apa yang diperintahkan. Suara denting piring-piring keramik yang beradu mengisi kekosongan di antara mereka. Sesekali Ayame melirik Sarada yang sedang membasuh sebuah piring dan mulai mengajukan pertanyaan.
"Apa semua baik-baik saja? Tadi kuperhatikan kau tidak ikut sarapan bersama yang lainnya."
"Uhm, iya nona Ayame. Itu salah satu kebiasaan burukku! Melupakan sarapan dan langsung mengerjakan suatu hal."
Tawa hambar Sarada membuat rasa penasaran Ayame tak kunjung hilang. Untuk pertama kalinya, ia melihat ada yang berbeda dari Sarada.
"Lalu, apa benar beberapa menit yang lalu kau sedang bersama dengan Yang Mulia Raja? Semua seniormu mengatakan hal yang sama padaku."
"Me-mangnya kenapa? Tadi Yang Mulia memintaku untuk membersihkan ruangannya."
"Ruangan itu sudah dibersihkan sebelum kau masuk. Bukan bermaksud apa, Sarada. Aku bertanya begini karena tak biasanya seorang pelayan masuk ke ruangan Raja begitu saja. Katakan, apa yang dibicarakan Yang Mulia padamu! Raja tidak hendak menghukummu lagi kan?"
"Tidak, nona Ayame. Sungguh, saya hanya melakukan apa yang diperintahkan oleh Raja."
🍃
KAMU SEDANG MEMBACA
TsukiSara
RomanceCover by me! Bagi Mitsuki, hidup adalah sebuah kesempatan untuk menyalurkan ambisi. Bertahun-tahun hidup tanpa cinta dengan lumuran kebencian adalah bagian hidup yang terkutuk. Tidak ada yang luput dari sifat haus darah yang merasuk diseluruh pembul...