Boruto telah kembali dari kerajaan Ootsutsuki. Perkataan Mitsuki tadi sudah mengganggu pikirannya. Memang tidak mungkin bagi seseorang yang telah meninggal kembali ke dunia. Tapi Boruto pun berkali-kali berpikir kalau ada yang aneh dari diri Sarada. Entah apa sebabnya, ia berpikir kalau Sarada bukanlah orang dari kalangan biasa, seolah ada yang disembunyikan oleh gadis itu.
🍃
🍃
🍃
TsukiSara
🍃
🍃
🍃
Sarada beberapa kali mengaduh saat arus sungai membelai luka-luka di tangannya. Alat makan dan beberapa pakaian miliknya harus segera dicuci. Menyebalkan menatap tumpukan pakaian yang tak semua miliknya. Baru saja delapan seniornya menyerahkan pakaian-pakaian mereka hingga membentuk gunungan memuakkan.
"Cih, dasar malas! Mereka hanya menikmati gaji buta!"
Gerutu Sarada sambil mengucek sebuah kimono putih entah milik siapa. Air di sungai ini begitu jernih hingga ia bisa bercermin. Memandang air seperti ini kembali membuatnya mengingat masa lalu. Ada bayang dirinya saat masih kecil bersama dengan seorang pangeran yang begitu acuh tapi peduli. Seberkas ingatan itu masih terasa segar, sulit dipercaya bahwa kenangan itu terjadi di masa lalu. Senyuman Sarada tak surut bersama tawa dan senyum seorang pangeran yang perlahan sirna di matanya. Meski dia tak pernah lagi menampakkan senyum dan ekspresi teduh, tapi Sarada masih bisa menikmati saat-saat itu diantara cinta yang bermekaran seiring waktu yang bergulir.
"Aku mencintaimu."
Gumam Sarada bersama dengan air mata yang menetes di permukaan sungai.
🍃
🍃
🍃
TsukiSara
🍃
🍃
🍃
Putri Kyouka berjalan cepat menuju kamar Mitsuki. Seperti tekadnya yang tak kunjung rapuh, kali ini Putri Kyouka kembali menemui Mitsuki untuk meminta kepastian hubungan mereka. Menaklukan Mitsuki begitu sulit dan dikesempatan kali ini, ia sangat berharap dengan cara apapun Mitsuki bisa menerimanya sebagai kekasih dan calon Ratu kerajaannya.
"Yang Mulia Raja, Mitsu-"
Langkah Kyouka terhenti di ambang pintu. Sebelumnya ada seruan akan kedatangan Putri Kyouka tapi Mitsuki tidak menghiraukannya karena ia lebih suka mengagumi betapa indahnya kilatan di pedangnya.
"Mi-Mitsuki, apa yang kau lakukan?!! Jangan bilang kau berbuat nekat lagi!!"
Mitsuki enggan menatap Kyouka tapi ujung pedangnya mengarah tepat di wajah putri Kerajaan Hozuki itu.
"Mau mencoba betapa tajamnya pedangku?"
"Jangan bodoh!! Cepat turunkan pedangmu ini!!"
Pedang itu turun perlahan. Disingkirkannya benda tajam itu di salah satu sudut ruangan.
"Sudah berani memberiku perintah? Memangnya siapa kau ini?!"
"Calon Ratumu!"
"Jangan terlalu banyak berhayal!"
KAMU SEDANG MEMBACA
TsukiSara
RomanceCover by me! Bagi Mitsuki, hidup adalah sebuah kesempatan untuk menyalurkan ambisi. Bertahun-tahun hidup tanpa cinta dengan lumuran kebencian adalah bagian hidup yang terkutuk. Tidak ada yang luput dari sifat haus darah yang merasuk diseluruh pembul...