Ini baru hari ke-sekian setelah saya terbebas dari bajingan itu. Namun, sepertinya saya yang bajingan, hehe. Coba kita lihat cuplikan ini, supaya kalian tahu seberapa bajingan saya.
Mungkin kalau kamu yang jadi mantan saya, sudah kehilangan kesabaran ya. Oh tenang, itu dulu. Sekarang saya sudah tidak sebodoh itu mengharapkan cinta seseorang hingga rela 'mengemis' dan kehilangan harga diri.
Teman-teman saya pun berusaha keras menghibur saya yang selalu patah hati seperti ini. Sedu. Sakit melulu. Tidak makan, tidak melakukan apapun. Hanya menghabiskan waktu di kamar menangis dan terus begitu.Banyak kalimat penyemangat yang terlontarkan dari kanan kiri namun tetap saja tak dapat menyembuhkan luka di hati.
"Cha, udahlah. Lupain aja. U deserve better kalo dia emang ninggalin kamu kayak gini,"
"Cha, ayolah move on. Cowo ga cuma dia. Masih banyak yang lain dan mau nerima kamu,"
Namun, siapa...
Siapa yang mau menerima orang seperti saya?
Siapa yang mau mengerti keadaan saya? Kondisi fisik, mental, dan apapun yang ada pada diri saya?Hingga suatu hari pun saya tersadar akan sesuatu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Reflection ; About Micah.
RomanceBagaimana jika apa yang saya tulis menjadi nyata? Bisakah kamu mencintai saya juga? -Echa, untuk Micah. p.s: ini hanya hal yang terlintas di pikiran saya, dan dituangkan dalam bentuk cerita.