Saya merasakan déjà vu lagi. Menurut saya, kelas 11 ini seakan-akan mengulang kembali apa yang telah terjadi di kelas 8, tiga tahun yang lalu.
Gagal melupakanmu, bertemu orang baru, masih mengharapkanmu, memulai perjalanan baru, rindu, sedu.
Semua terasa sama. Bahkan cara saya mengenal Micah pun terasa sama seperti cerita saya kala itu.Kebetulan macam apa itu?
Batin ini selalu berseru. Ingin tahu, makna dibalik kejadian yang penuh lika-liku.Hingga saya mencurahkan segala kebingungan ini ke Chaelin, sahabat yang bisa saya percaya hingga saat ini. Dia yang paling mengenal saya, meskipun yang lain juga. Namun untuk permasalahan kali ini sepertinya saya mempercayainya.
Ucapan Chaelin membuat saya tercengang. Bisa-bisanya sahabat saya yang tololnya sefrekuensi mendadak bijak bagaikan filsuf.
Tetapi, apa yang diucapkannya ada benarnya juga.Saya tidak tahu bagaimana ini bisa terulang kembali. Bagaimana semua terasa sama seperti dulu. Entah itu hanya pemikiran saya atau memang terulang, entah ini tujuannya membuat saya tersadarkan atau membawa kebahagiaan.
Yang jelas, saya sudah mengerti. Tidak semuanya berakhir baik, namun juga tidak semuanya berakhir buruk. Kita berhak menentukan apakah mau menjadi akhir yang bahagia, atau membawa duka. Yang penting, jalani saja dulu.
Everything goes.
-RM, Mono.
KAMU SEDANG MEMBACA
Reflection ; About Micah.
RomanceBagaimana jika apa yang saya tulis menjadi nyata? Bisakah kamu mencintai saya juga? -Echa, untuk Micah. p.s: ini hanya hal yang terlintas di pikiran saya, dan dituangkan dalam bentuk cerita.