Bab 12 - Karma

9 2 0
                                    

Setelah telepon yang panjang-panjang singkat itu, saya mulai merasa aneh. Bingung, tidak tahu apa yang saya rasakan.
Namun keanehan itu semakin muncul hari ini.

Pelajaran seperti biasa, tidak ada yang istimewa. Hanya disambut tugas dengan deadline yang gila.
Saya sempat tidak menyimak mengenai tugas yang diberikan, oleh karena itu saya bertanya kepada Micah, satu-satunya teman terdekat saya saat itu. Maklum, saya masih belum nyaman berbincang dengan yang lain, hanya dengan sahabat-sahabat saya dan juga dia lah yang dapat membuat saya merasa aman dan nyaman.

Hmm, aman dan nyaman katanya?
Kan, aneh. Benar-benar membingungkan. Apa yang harus saya lakukan? Apa yang akan terjadi setelah ini? Jatuh hati lagi? Wah, saya bisa jadi gila.
Saya pun tak tinggal diam, saya langsung menceritakan hal ini ke teman saya.

Saya pun tak tinggal diam, saya langsung menceritakan hal ini ke teman saya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Abaikan typonya. Saya memang suka typo. Sudah menjadi asupan sehari-hari dengan kesalahan pengetikan itu.

Karma...
Cukup menarik. Namun apakah bisa hanya dengan bercanda seperti itu saja saya kena karma? Dan karmanya menyukai seseorang seperti dia?
Seseorang yang menyebalkan seperti Micah?
Saya...? Menyukainya?

Sudahlah, saya tidak mau menyimpulkan hal semacam ini terlalu cepat. Buang waktu. Daripada mengurusi perasaan yang tidak jelas lebih baik saya belajar materi kedokteran.

Reflection ; About Micah.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang