Voment yes ^^
Akan sangat membosankan sih. Heheu.
Bintang menoleh pada jendela ruang kerjanya yang berada di lantai empat gedung perusahaan tempatnya bekerja. Langit senja sudah mulai menggelap dan angka jam di pergelangan tangan kirinya sudah menunjukan pukul setengah enam. Kembali teringat pada percakapan ruang obrolnya dengan Galen, Bintang dibuat semakin gamang.
Jadwal penerbangan Rasi kembali ke Surabaya pukul delapan. Mencoba menyusul ke bandara pun Bintang yakin akan kalah dengan macetnya ibu kota. Kerlingnya menyorot salah satu benda persegi panjang yang ada di atas mejanya. Ada nama Albi yang nampak tapi tangannya terlalu ragu untuk menerima.
"Bang, gak balik?"
"Hah?" Bintang terlonjak dan spontan menerima buku besar yang di sodorkan perempuan beralmamater di hadapannya, "Balik? Iya, ini mau balik."
Perempuan itu mengangguk.
"Kok baru balik, Ris? Biasanya jam 4 ngebet banget pengen balik."
"Tadi ke kampus baru balik kesini dzuhur terus disuruh jaga meja depan habis itu gibah deh sama teh Ayu. Hehe." Riska terkikik lalu tanpa sengaja mengerling pada bingkai foto candid seorang perempuan yang ada di atas meja Bintang, "Riska duluan ya bang."
"Naik apa?" Bintang ikut berdiri dan merapikan beberapa barang bawaan yang akan dia bawa pulang, "Dijemput? Nunggu di lobby aja, jangan di gerbang."
"Iya. Udah telpon ayah kok barusan." Riska mengerling pada raut Bintang yang terlihat gusar. Lalu bahunya menyenggol lengan pria itu menggoda, "Teh Prisa belum pulang loh, bang? Gak ditungguin?"
"Prisa?" Bintang mengernyitkan alis sembari masuk lift, "Masa?"
"Ck, tadi aku lihat masih ada urusan di ruang bang Sarif. Gak ditungguin?" Ulang Riska saat pintu lift terbuka di lantai satu.
"Enggak. Ntar ada yang cemburu."
"Hah? Siapa??!" Seru Riska antusias, "Aku kira teh Prisa naksir bang Bintangㅡyah, karam kapal gue." Lanjutnya bergumam.
"Kapal apaan, hmm?!" Bintang mengetuk kepala mahasiswi magang itu sembari tertawa.
"Kan aku sama anak-anak lagi naik kapal Kita Bisa couple. Kata teh Ayu, bang Sarif kayak mepetin teh Prisa terus gitu tapi teh Prisanya suka abang. Gak ngebut bisa ditikung loh, bang."
"Kita Bisa? Apaan tuh?!" Alis Bintang mengernyit bingung yang justru dibalas tawa oleh Riska.
"Kisah Cinta Bintang Prisa Couple, bang. HA HA." Jawabnya masih tertawa. "Dapet dari Moza tuh."
Bintang ikut tertawa geli sampai wajahnya memerah. Lalu saat tawanya mereda, pria itu mencebik, "Gak ah, nunggu lo lulus aja. Gimana?"
"Yee!!" Keduanya berhenti di meja resepsionis menuju pintu keluar, "Dasar penyamun. Pinter banget ngebaperin anak perawan orang. Beneran ih, bang. Kalian tuh cocokㅡ"
"Dibilangin, gue nunggu lo. Gak mau lo sama gue?" Kata Bintang betah menggoda.
Riska menggulirkan bola mata dan mencibir, lalu alisnya terangkat saat teringat sesuatu, "Oh atau bener kata teh Ayu nih. Bang Bintang tuh sadboy gamon. Foto yang di meja itu kan?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Astrophile - Complete
ChickLitfic: #bbhlokal (n.) a person who loves stars. Tujuh tahun Rasi hidup dalam kebencian pada seorang Bintang. Tanpa Rasi tahu, Bintang punya banyak hal yang tidak bisa dikatakan karena ketidaksediaannya untuk mendengarkan. Bagi keduanya, segalanya tida...