25. Kalah Telak

605 149 116
                                    

Voment ya.^^

Rencana yang mulanya Rasi ragui itu akhirnya terjadi. Sekarang, meski masih menunjukan jam setengah enam pagi, rumah kakaknya sudah diramaikan para manusia yang sedang sibuk mempersiapkan keperluan menuju ke Bandung. Semalam Ganesh menginap karena Langit yang mengusulkan begitu. Para kakaknya yang lain pun sudah menyusun agenda sendiri untuk menginap di rumah Bintang yang ada di blok tetangga sampai Gendis yang diminta Kezia untuk tidur dengan Rasi dengan alasan lebih aman daripada berkumpul dengan teman kakaknya yang lebih berbahaya dari kucing kurang makan.

Keputusan Bintang jatuh pada opsi yang pertama dengan hanya mengajak Gendis saja. Lagipula ibunya sudah ada agenda untuk memenuhi undangan tetangga menjadi sie repot dalam acara pernikahan. Adiknya itu juga memaksa ingin ikut langsung pada Langit dan Kezia sampai menyulitkan Bintang untuk mencari alasan lain. Mereka semua terlalu mengenal Bintang yang terlihat tidak lazim untuk menolak agenda kumpul seperti biasa.

"Dah masuk semua kan?" Tanya Yandra yang berada di dalam mobil Bintang untuk bertugas menata barang bawaan, "Cek lagi."

Dion mengangguk, "Udah. Ini tas siapa gedong banget?"

Bintang berkacak pinggang saat Dion menatapnya, "Bawaannya Gendis sama gue, males bawa tas. Ribet."

"Mau nginep dua hari aja dah kayak migrasi lo berdua. Isinya apaan nih??" Tanya Dion lagi, "Body Nmax?"

Gendis mendorong Dion merasa dikatai, "Cerewet amat sih. Laki kok julid. Mau body Nmax kek, ban pajero kek, gerobak tossa kek, orang pakai mobil masku, suka-suka dong!! Timbang situ, udah numpang, berisik lagi!"

Semua tertawa. Meski sudah biasa melihat ajang julid menjulid itu, mereka masih merasa terhibur. Apalagi jika sudah antara Gendis dan Albi yang sama-sama tidak mau mengalah, butuh dua wasit untuk melerai keduanya. Beruntung kali ini Dion yang menjadi lawan gadis ABG itu, meski terlihat ada hasrat menjambak, Dion hanya membalasnya dengan bibir terkatup menahan umpatan.

"Coba besok adek lo di vaksin anti barbar, Bi. Biar omongannya gak bikin orang makan ati mulu." Balas Dion pada Bintang yang tertawa puas.

Lantas Nanta yang ada di dekat Dion menggeleng tak habis pikir, "Salah alamat lo ngadu abangnya, orang dia yang ngajarin."

Rasi sendiri tidak bisa menahan tawanya melihat Bintang yang membekap mulut Gendis yang siap membalas Dion lagi. Di sampingnya Ganesh ikut tertawa, tapi Perlahan tawanya terlihat begitu sendu saat melihat binar di kedua bola mata pacarnya itu. Dia melihatnya.

"Dah yuk, ntar lanjut lagi adu julitnya. Keburu siang." Kata Laras setelah puas tertawa.

"Gue sama Laras ikut Langit sama Kezia ya." Kata Galen memutuskan tanpa menunggu jawaban.

Lantas mulailah pembagian posisi. Di mobil Langit yang cukup besar, Kezia, Galen dan Laras berbagi ruang dengan barang. Di mobil Ganesh, ada Rasi, Nanta dan Syifa. Sementara calon penumpang mobil Bintang, perlu melakukan sedikit perdebatan.

"Gue disini, titik. No debat! Lo aja ngikut mobil Langit atau Ganesh sonoㅡuji nyali ngecosplay jadi debu dasboard, gak dianggep." Cerocos Albi memaksa.

Bintang yang paham maksud tiga sahabat bujangnya itu hanya tertawa. Albi, Dion dan Yandra sedang meributkan kuota ruang yang ada di mobilnya karena enggan semobil dengan dua mobil lainnya yang diisi manusia berpasang.

"Ah lama! Suit aja cepet! Keburu siang nih bangke!" Kata Bintang mulai kesal. "Timbang tempat duduk ajaㅡ"

"DIEM!!!" Seru Albi, Dion dan Yandra membentak Bintang bersamaan.

"Ini tentang harga diri bos." Kata Dion menyela.

"Drama banget, buset hahah!" Komentar Syifa tertawa.

Astrophile - CompleteTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang