37. Menata Ulang

1K 157 84
                                    

Voment yaw^^

Beberapa hari terlewat, tidak ada yang tahu tentang perkembangan hubungan Rasi dan Bintang yang terlampau pesat. Tidak berniat mengumbar juga tidak bermaksud menyembunyikanㅡmereka membiarkannya mengalir begitu saja.

Interaksi mereka juga seperti yang biasa terjadi. Beradu mulut, satu pihak hobby menggoda, dan pihak lainnya hobby membalasnya dengan hujatan sinis khasnya. Meski terkadang ada saat dimana kecanggungan menyelip hadir, tapi Bintang tidak pernah membiarkan itu berlarut mengganggu Rasi.

Tentang Aruna juga tidak terlalu mempengaruhi Rasi lagi. Sehari setelah pengakuan Aruna waktu lalu, perempuan itu berlanjut menjelaskan keesokan harinya.

Percaya gak percaya, aku udah tau kamu dari lama, Ras. Foto anak perempuan di dompet Bintang sewaktu masih sekolahㅡyang dulu pernah aku kira sebagai adiknya, akhirnya aku sadarin kalau itu kamu setelah dia cerita semuanya.

Maksudnya, mbak?

Sejak dulu, kamu spesial buat Bintang, Ras. Mungkin dulu dia gak sadarin itu, mungkin dulu kamu cuma adik kesayangan dia, tapi pas hari itu aku lihat Bintang natap kamu di rumah sakitㅡwalaupun kamu lagi digandeng cowok kamu itu tuh, aku ngerti, kamu masih sespesial itu buat dia. Ehhhhh, taunya mantanan beneran, lucu banget Bintang jadi sadboi. Pengen ngakakin.

Penjelasan Aruna itu membuat Rasi sempat dilanda syok seharian. Tapi kemudian, beberapa memori tentang foto yang Aruna sebut itu teringat olehnya. Ya, dulu, Kezia juga sempat mengatakan padanya perihat fotonya yang Bintang simpan di dalam dompet pria itu. Hal yang ternyata Rasi ketahui masih Bintang lakukan karena Rasi melihat dengan mata kepalanya sendiri tentang terselipnya potret gadis perempuan berambut sepunggung yang memakai bandana kuning di kepalanya ada pada dompet pria itu. Dan itu tentu membuat hati Rasi tersentuh tapi enggan mempertanyakannya pada Bintang sendiri.

Hari ini pekerjaan Rasi lumayan berpengaruh pada daya tahan tubuhnya yang memang sedang menurun sejak kemarin. Hidungnya dalam tanda siaga flu dan kepalanya memang agak pening. Dari siang dia tidak berani meminum obat karena akan sangat bahaya jika efek kantuknya membuatnya tidak bisa bekerja.

Selesai membersihkan diri, Rasi dengan setelan daster beruang kebanggaannya berniat menjejali mulutnya dengan makanan. Dia ingin segera meminum obat dan tidur. Bintang sempat menghubunginya dan mengatakan bahwa pria itu lembur. Jadi mungkin Bintang tidak akan datang ke rumah.

"Loh, kok dasteran? Kagak ngikut lo?"

Rasi mendongak setelah menyuapkan makanan ke mulutnya. Disana Dion sedang membuka kulkas untuk mengambil air mineral dan menghampirinya.

"Pada mau pergi emang?"

Dion mengangguk, "Nyari angin."

Seringai Rasi terukir mengejek, "Angin kok dicari, jodoh tuh dicari inget umur."

"Yeu, gue ini selektif, Ras. Soal jodoh jangan coba-coba. Ntar dapetnya yang kayak lo kan susah." Balas Dion tak mau kalah. "Tertekan abang."

"Halah, pakai ngatain, gue panggil sayang juga baper lo."

"Heh! Siapa yang ngajarin flirting gitu?"

Suara sewot itu mengintrupsi perdebatan Rasi dan Dion. Mereka menoleh ke arah sumber suara dan mendapati Bintang menenteng kantung yang kemudian pria itu letakkan di hadapan Rasi.

"Katanya lembur?"

"Iya, tapi di grup bilang pada mau cabut, lo gak ngikut ya udah gue bawa pulang kerjaannya." Bintang mengeluarkan kotak dari kantung setelah duduk, "Gue bawain martabak keju."

Astrophile - CompleteTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang