26. Di Ujung Jalan

562 154 78
                                    

Voment ya^^

Bintang dan Ganesh kembali ke villa tanpa menunjukan kecanggungan seperti yang terjadi di mobil pada semua yang ada disana. Terutama untuk Ganesh yang paling tidak nyaman karena merasa bahwa sikapnya terlalu kekanakan dan cukup menggelikan. Dia seperti kedapatan mencuri. Bahkan meskipun Bintang terlihat tidak ambil pusing dengan apa yang dia lakukan, Ganesh tetap yakin bahwa pria yang kini sedang membawa sekarung ubi dan singkong bersama Dion itu tengah menertawakan perbuatannya dalam hati.

"Lo pengen tauㅡapa udah tau?"

"Apanya, bang?"

Ganesh mengambil dan menghela napas panjang merasa ingin hilang saat percakapan terakhirnya dengan Bintang kembali terngiang. Bintang hanya membalas pertanyaan bodohnya dengan tawa mengejek dan masuk ke dalam mobil begitu saja. Terkejut membuat otaknya kosong dan bingung mengambil langkah. Tiba-tiba rasa frustasi yang begitu mengesalkan merayapi hatinya. Seperti yang Ganesh katakan pada Bintang sebelumnya bahwa, yaㅡdia kesulitan membayangkan Rasi bahagia dengan pria selain dirinya.

Memikirkan itu membuat Ganesh tidak tenang. Apalagi saat mengingat rentetan kalimat Bintang yang seolah menjelaskan tentang bagaimana perbadaan antara mereka yang terlalu besar. Ini tentang cara Bintang membuatnya merasa kecil hanya dengan satu fakta yang mengejutkan. Bahwa pria itu memiliki cara yang begitu hebat untuk mencintai seseorang yang juga dicintainya disana. Dan orang-orang menyebutnya pengorbanan yang bahkan sampai saat ini, tak pernah terbayang untuk bisa Ganesh lakukan.

"Lo beli makanan di Vrendavan, hah??" Tanya Galen menyindir, "Lama banget."

Bintang yang sudah duduk di bangku dekat pintu tertawa, "Iya, sekalian bantuin Krisna nyari madu."

"PEA!" Kata Galen membalas.

Ganesh melewati kedua pria itu dan mendekati Syifa yang tengah sibuk dengan jeruknya di samping Nanta, "Rasi dimana?"

Syifa menoleh ke segala arah dan tidak mendapati Rasi ada disana. Setahunya, Rasi sempat beradu kejulitan bersama Albi dan dia tidak tahu kemana perginya perempuan itu sebelum Ganesh bertanya barusan.

"Di dalem kali. Tadi tubir sama bang Al." Syifa mendapati Albi baru keluar dari dalam sembari mengunyah gigitan melonnnya, "Bang, Rasi mana?"

"Mana gue tau." Kata Albi sembari mengedikan bahu, "Tanya aja abangnya, noh?"

"Paan?" Tanya Langit menyahut.

Bintang yang sedari tadi memang duduk di tempatnya sembari mendengar keributan itu terus menyimak. Dia bisa melihat Gendis juga menghampiri Langit bersama Laras di belakangnya.

"Lihat Rasi gak, mas? HPnya di telpon gak dijawab." Tanya Ganesh menatap Langit.

"Gue gak tau, dari tadi di dalem sama Kezia." Kata Langit lalu menoleh pada Albi, "Kan sama lo tadi, njir."

"Ya masa gue perhatiin muter-muternya orang segede babon gitu, Lang." Kata Albi mencibir, "Mana dari tadi ngajakin gelud mulu. Gue kira ke dalem sama Gendis atau siapa."

"Enggak." Gendis menggeleng, "Tadi aku sama mbak Laras jalan ke sawah belakang. Gak lihat mbak Ara."

Laras mengangguki ucapan Gendis, "Mau hujan, lho. Telpon lagi aja."

"HPnya di charger noh." Kata Yandra yang baru menampakan diri dari dalam.

Bintang menoleh pada Dion dan Galen yang ada di sampingnya. Kedua pria itu menggeleng memberi jawaban atas pertanyaan tak bersuara Bintang. Bintang menatap langit yang benar semakin gelap. Bunyi gemuruh juga mulai bersautan tanda awan tak lagi bisa menampung air lebih lama.

Astrophile - CompleteTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang