"Pertahankan posisimu, Roséanne!" Sesuai dengan instruksi dari sang photographer, Rosé mempertahankan pose andalannya. Pun pose favoritnya yang kerap juga dipakainya jika ia akan mengambil foto dirinya dengan mode selfie, pose dengan meletakkan jemarinya pada bibir plum merah alami-nya.
"Selesai! Selalu cepat dan hasilnya pun sangat memuaskan, seperti biasa." Pujian itu kembali di dengarnya, pujian yang sudah berkali-kali di lontarkan oleh orang-orang disekelilingnya selama ia menempuh empat tahun lamanya dalam membina karirnya sebagai model.
Roséanne terlihat puas dengan hasil foto-fotonya disana. "Terimakasih atas kerjasamanya, Nona Roséanne." Gadis bernama lengkap Roséanne Park itupun mengangguk dengan senyuman anggun khas seorang model, membuat beberapa orang dibuat terkagum-kagum melihatnya. Rosé memasuki ruangan khusus yang telah disediakan untuk dirinya.
"Biar aku bantu, Eonni." Kim Yerim, salah seorang manajer yang telah bekerja untuk Rosé sejak gadis Park itu meniti karirnya dari awal, dengan sigap membantu Rosé melepas pakaian yang ia pakai untuk melakukan pemotretan sebelumnya, dengan dibantu beberapa stylist lainnya.
Selesai dengan jadwal pemotretan untuk hari ini, Rosé memasuki mobil van nya setelah Kim Namjoon--manajer nya yang lain membukakan pintu mobil untuk dirinya. Ia menyandarkan tubuhnya pada bangku mobil, selama perjalanan yang ia lakukan hanyalah memainkan ponselnya.
"Ah, Oppa. Bisakah kita berhenti sebentar di Supermarket depan sana? Aku perlu membeli beberapa keperluanku." Pinta Rosé ketika ia baru saja teringat harus membeli makanan kesehariannya, kebetulan stok makanan yang ia simpan telah habis. "Baiklah, Rosé."
Rosé memakai kacamata hitamnya saat akan keluar dari mobil van, gadis itu menolak saat Yeri akan menemani Rosé di dalam Supermarket tersebut. Kaki jenjang beralaskan high heels sang gadis melangkah memasuki Supermarket, menuju lorong yang berisi berbagai macam makanan rendah kalori.
Pekerjaannya sebagai model membuat Rosé harus menjaga pola makan dan begitupun bentuk tubuhnya agar tetap ideal. Sehari-harinya ia hanya memakan makanan sehat yang tentunya tidak akan menyebabkan kenaikan berat badannya.
Bruk!!
Suara itu terdengar kala dua tubuh tak sengaja saling bertubrukan, menyebabkan beberapa barang yang dibawa oleh dua orang itupun juga ikut berjatuhan. Dengan wajah kesalnya, Rosé memunguti barang-barangnya yang tergeletak dilantai. "Ck, bisakah kau perhatikan jalanmu? Kau baru saja menabrakku dan lihatlah, barang-barangku jadi jatuh berserakan seperti ini!"
"Menyingkirlah Nona, kau menghalangi jalanku." Jawaban itu tentunya dapat membuat emosi Rosé tersulut, ia mendongak untuk dapat melihat wajah seorang pria yang baru saja menabraknya tersebut. "Yaa! Harusnya kau meminta maaf, bukannya malah mengusirku!!"
Raut wajah tampan sang pria yang hampir tertutupi topi hitam tersebut terlihat datar tanpa ekspresi. "Menyingkir." Dengan suara dinginnya, pria itu kembali mengusir Rosé dengan tidak sopannya. "Seenaknya saja kau, kau pikir aku ini siapa bisa kau usir begitu, huh?!"
"Aku tidak mengenalmu." Rosé tertawa keras di dalam hatinya, orang ini hidup di zaman apa? Bisa-bisanya ia tidak mengenal Roséanne sang model berkebangsaan Korea dan Australia yang kerap menjadi model sebuah produk yang barangnya pun tersedia di Supermarket dimana mereka berada sekarang.
Rosé melepas kacamata hitam yang sejak tadi setia bertengger di hidung mancungnya, menampakkan kedua mata indah yang jika dalam sekali lihat bisa membuatmu jatuh ke dalam pesonanya. Namun hal itu agaknya tidak berlaku pada Park Jimin, pria yang mengenakan topi hitam beserta hoodie juga celana jeans berwarna hitamnya tengah berdiri dengan wajah acuhnya di hadapan Rosé.
"Lucu sekali leluconmu, bagaimana bisa kau tidak mengenalku, Roséanne Park seorang model ternama di Korea. Haruskah aku menjelaskan biodata diriku sekarang? Agar kau mengenalku, Tuan?" Ujar Rosé sembari memandang lurus pada netra hitam milik sang pria, yang rasanya dapat membuat dirinya terhipnotis pada netra hitam legam itu, walaupun mata itu sedikit terhalang oleh rambut hitamnya.
"Aku tidak mau mendengarnya, lebih baik sekarang kau menggeser tubuhmu. Aku ingin pergi." Tak sempat sepatah kata Rosé ucapkan untuk membalas perkataan Jimin, pria Park itu sudah lebih dulu berlalu dari hadapannya. Membuat Rosé lagi-lagi terkejut dengan respon darinya.
Pria itu benar-benar, baru kali ini ia bertemu dengan pria yang sama sekali tidak tertarik padanya. Dari cara bicaranya pun sangat ketus dan tidak berperasaan, seakan tidak peduli jika nada bicara juga ucapannya akan melukai lawan bicaranya.
Namun, ada satu hal yang dapat membuat Rosé sesaat bisa melupakan sikap dingin sang pria, entah bagaimana bisa ia terpesona pada sosok pria yang belum ia ketahui namanya tersebut. Hanya karena penyebabnya adalah, pria itu.. sangat tampan.
°°"Segala cara akan aku lakukan untuk mendapatkanmu, Park Jimin. Kau hanya boleh menjadi milikku!"
"Berhentilah mengganggu kehidupanku, gadis gila!"
[ 2 Des 2020 ]
KAMU SEDANG MEMBACA
CRAZY OVER YOU [✔]
FanfictionJatuh cinta. Tak seorang pun bisa memprediksi kapan dan dengan siapa kita akan jatuh cinta. Termasuk Rosé. Dia tidak pernah mengira bahwa dirinya akan jatuh cinta pada pria yang tinggal di samping apartemennya. Padahal pertemuan pertama mereka tida...