Missing Piece

662 79 16
                                    

Penerbangan yang cukup memakan waktu itu adalah penerbangan yang sangat menyiksa bagi Chanyeol. Berulang kali ia tertidur, berulang kali juga ia dirasuki mimpi yang sama dengan tokoh yang sama pula. Baekhyun, sang mantan kekasih. Sampai-sampai pramugari yang kebetulan lewat disebelahnya memberikan pria ini berbagai macam obat penenang yang Chanyeol tolak baik-baik.

Tiba di Paris, Chanyeol seperti didera jetlag. Padahal keringat dingin dan pening yang masih terasa murni diakibatkan oleh mimpi buruknya. Saat ini ia tengah menikmati malam di kamar hotel dengan memandangi layar ponsel dimana sebuah folder berisi deretan foto dirinya bersama seorang wanita berwajah imut.

Sudut bibir Chanyeol agak terangkat keatas saat ia membuka satu foto selca mantan kekasihnya itu. Sepasang puppy eye bereyeliner, hidung dan bibirnya yang mungil, serta senyuman teramat manis itu masih saja lekat dalam ingatan pria yang hatinya remuk justru oleh sosok didalam foto tersebut.

Sudah lebih dari empat tahun memang mereka berpisah dan tak saling kontak. Setelah kejadian menyakitkan itu, Chanyeol memilih untuk hidup dengan jalannya sendiri dengan membiarkan Baekhyun yang saat itu masih dirawat akibat luka di kepala bekas dorongan tak sengaja darinya, dibawa pergi oleh pihak agensi yang telah menghancurkan hidupnya sebagai gadis.

Kalau memang Baekhyun bahagia dengan pilihannya menjadi model, maka Chanyeol tidak mau menjadi penghalang. Terlebih lagi mantan kekasihnya itu nampak tidak merasa rugi atau menyesal telah disentuh pria lain demi pilihannya menapaki labirin dunia permodelan. Bagi Chanyeol, cinta tulusnya ini akan tetap ada tak peduli sesakit apapun hatinya. Ia mengenal Baekhyun diawal pertama mereka memulai karir masing-masing dengan cara baik-baik. Maka Chanyeol juga menginginkan perpisahan yang baik pula tanpa harus tenggelam terus menerus dalam sebuah penyesalan.

Lama ia memandangi satu foto itu, tanpa dirinya sadari pandangan matanya mulai memburam oleh air mata. Wajah tampan yang biasanya terlihat ceria dan konyol itu berubah sendu seketika.

Chanyeol rindu.

Dan ia tak bisa mengelak dari perasaan ini. Chanyeol sadar kalau ia masih sangat mencintai Baekhyun. Teramat sangat sampai membuatnya mengecup layar datar ponsel itu tepat ke pipi putih Baekhyun selama beberapa detik hingga air mata mengalah untuk bertahan dan menetes dramatis ke pipinya sendiri.

.
.

Cancelled.

Bola mata Chanyeol melebar otomatis saat mendengar desas-desus dari kalangan wartawan fashion lain setelah tiga hari ia meliput acara besar peragaan busana itu. Penantiannya sia-sia. Semua kabar menyebutkan bahwa nama Byun Baekhyun batal menjadi pengisi acara tanpa alasan yang jelas.

Ada yang mengatakan Baekhyun jatuh sakit hingga harus dirawat, ada juga kabar lain Baekhyun keluar dari agensinya dan bergabung dengan agensi lain, parahnya lagi sampai ada yang mengatakan kalau super model itu akhirnya menyerah dan memilih untuk vacum dari dunia permodelan. Semuanya berisi kabar buruk yang tidak Chanyeol pahami. Pasalnya, ia memang tidak tahu menahu soal gosip apapun.

Tapi apapun alasan pembatalannya, Chanyeol hanya menginginkan satu hal.
Meminta maaf pada Baekhyun. Itu saja. Maka semua beban yang selama ini bersarang di hatinya akan otomatis terangkat. Masa bodoh pada semua kabar miring tentangnya selama kata maaf itu resmi terucap.

Berkat sifat supelnya, dalam waktu beberapa hari saja Chanyeol dengan mudah mendapatkan informasi dimana lokasi Baekhyun tinggal. Sayang, malam itu apartemen mewahnya sudah lebih dulu dipenuhi paparazzi yang ingin mengetahui sekelumit kabar soal wanita yang tengah ramai menjadi buah bibir, dan Chanyeol, sebagai wartawan asing, jelas lebih kesulitan untuk menerobos kerumunan.

Dear Future HusbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang