Malam seperti kehabisan kata. Aura bisu melingkupi setiap sudut dan dinding kamar tempat dua wanita ini berbaring diatas satu tempat tidur.
Gurat lelah yang terlihat di wajah salah satunya menjelaskan bahwa ia sudah berada jauh dibawah alam sadar seolah apapun tak akan bisa mengusik tidur lelapnya. Berbeda dengan perempuan yang berbaring memamerkan punggung disisinya.
Luhan masih terjaga.
Sepulang dari bandara, ia belum mengucapkan apapun pada siapapun. Termasuk pada Sehun, kekasihnya sendiri yang jelas sangat kebingungan menyadari atmosfer berubah tegang. Ia juga mengacuhkan sapaan dan senyum ramah Baekhyun yang entah sampai kapan akan berada didalam kamarnya ini.
Chanyeol menyuruh Baekhyun (tanpa meminta persetujuan Luhan tentunya) untuk tinggal di kamar sahabatnya itu sementara waktu. Jujur, Luhan masih terlalu kecewa untuk menyatakan penolakan atau memulai perdebatan.
Memasuki pukul dua pagi, Luhan masih belum merasakan kantuk. Tepat saat itu ponselnya berkedip menyala menandakan sebuah pesan masuk. Sambil malas, ia meraihnya lalu membaca sebaris kalimat singkat disana.
Sudah tidur?
Sudut bibirnya agak sedikit terangkat keatas saat melihat nama si pengirim. Siapa lagi kalau bukan Sehun. Luhan baru sadar kalau pria-nya itu pasti tengah memikirkan kejadian di bandara tadi. Merubah posisi menjadi telentang, Luhan mengetik pesan balasan singkat lain dengan cepat.
Belum. Kau kenapa belum tidur?
Tak sampai sepuluh detik, Sehun mengirimkan balasannya.
Memikirkanmu!
Luhan menahan tawa lalu mengetik kembali.
Pikirkan aku dan cobalah untuk tidur. Nanti aku datang ke mimpimu!
Ponsel Luhan berkedip lagi.
Mimpiku lebih indah kalau kau ada disampingku sekarang.
Sambil berdesis sebal, perempuan ini hanya membalas dengan satu kata saja.
Mesum!
Setelahnya, Sehun tidak lagi membalas cepat. Mungkin lelaki itu juga sedang menertawakan dirinya sendiri seperti apa yang sedang Luhan lakukan sekarang. Tertawa diam-diam seolah lupa akan kekesalannya beberapa jam lalu.
Karena mengira Sehun tak akan membalas lagi, Luhan akhirnya mencoba untuk memejamkan mata. Ia bertekad datang sangat pagi ke kantor, bahkan sebelum Chanyeol atau Baekhyun bangun karena Luhan hanya ingin menghindari perbincangan apapun. Ia juga belum mau mendengar penjelasan apa-apa dari Chanyeol.
Namun ponsel yang baru akan disimpan kembali itu berkedip lagi. Kali ini berkelap-kelip menyala agak lama dengan nama Sehun tercantum dilayar. Pria itu meneleponnya. Sambil tersenyum dan menggeser ikon hijau, Luhan menempelkan ponselnya ke telinga dengan mulut membuka hendak berbicara. Tapi suara tenang dan dalam di seberang justru membuatnya terdiam tanpa kata.
"Jangan katakan halo atau apapun selama aku bicara. Cukup dengarkan aku saja."
Tiga detik membisu. Sehun tahu Luhan sedang menantinya diujung telepon.
"Ah, Luhan-ku memang anak pintar."
KAMU SEDANG MEMBACA
Dear Future Husband
Fiksi Penggemar🔞 Luhan gadis yang sangat terobsesi dengan sosok suami idaman, justru berteman akrab dengan Chanyeol, pria berkelakuan abstrak. Tak pernah ada rahasia diantara mereka berdua sampai Sehun datang dan membuat Luhan terpaksa merahasiakan satu hal dari...