Next Door

783 81 33
                                    

Diatas sofa empuk yang ada di apartemennya itu, Luhan tengah berbaring telentang sambil ditemani sang sahabat, Chanyeol, yang berlutut disisinya. Duo sahabat karib beda gender ini saling tatap serius selama beberapa detik, sebelum Chanyeol mengajukan pertanyaan pendek.

"Siap?"

"Hm!"

"Oke. Hitung mundur, Lu."

Luhan mengangguk lagi. Kemudian Chanyeol mengisyaratkan dengan kedua telapak tangannya mengambang beberapa senti diatas perut buncit Luhan seraya menghitung.

"Hana...dul...set!"

"Huuuuffff....huufff....heummmppphhh...."

"Ya! Begitu. Benar. Bagus, bagus! Lagi. Pelan-pelaaaaan...."

"Huuuufffff...."

"Tarik nafas lagi....buaaaang...tariiiik...."

"Heummmpppp...."

"Bawa tenang, Lu. Tenaaaaaang...tarik perlahaaan..."

"Hufffffff..."

"Ah, kalian ini. Hentikan, Park Chanyeol! Anakmu sedang memperhatikan."

Bugh!

Dengan entengnya setelah menginterupsi kegiatan absurd Luhan dan Chanyeol barusan, Sehun melemparkan bantal sofa tepat ke wajah ayah satu anak itu.

"YA! OH SEHUN!"

Si pria bermuka dingin itu malah tertawa puas sambil menjatuhkan diri di sofa lain.

"Sehun! Jangan ganggu. Aku sedang berlatih mengatur nafas untuk melahirkan nanti." protes Luhan.

"Mengatur nafas apanya? Wajahmu itu seperti orang yang kesulitan buang air, tahu?"

Ada dengus tawa Baekhyun yang samar-samar terdengar. Ibu muda itu tadinya sedang menemani Sophia bermain, tapi adu mulut tiga orang disana mau tak mau menyita perhatiannya.

"Kau duduk manis saja disana. Tak perlu ikut campur. Oke?"

"Bukan mau ikut campur, Chanyeol-ssi." balas Sehun dengan lagak formal. "Tapi yang sedang kau tangani itu adalah ibu hamil sembilan bulan dan dia adalah istriku. Paham? Terjadi sesuatu dengannya maka kepalamu jadi taruhan."

"Aaaah...Sehun! Chanyeol sedang membantuku! Kau tahu kan dia sudah berpengalaman menemani wanita melahirkan?" tanya Luhan sambil menunjuk ke arah Baekhyun, "Jadi biarkan aku berlatih. Lebih bagus kalau kau mempelajarinya juga."

"Apa? Pengalaman? Kau tidak lupa apa yang dulu dokter Huang katakan?"

Chanyeol, Luhan bahkan Baekhyun menatap tanya ke arah Sehun.

"Ck! Pria ini menangis seperti bocah lima tahun setelah Sophi lahir. Bagaimana bisa itu disebut pengalaman?" lanjut Sehun sewot. "Lagipula, yang melahirkan itu Baekhyun. Harusnya kau latihan dengannya, bukan dengan dia!"

Satu lemparan bantal sebagai balasan Chanyeol tepat mengenai sasaran -wajah tampan Sehun.

"YAAA!"

Tiba-tiba Sophi tertawa nyaring dengan begitu puas ketika melihat aksi ricuh ayahnya dan Sehun barusan. Mungkin dimatanya, kejadian kekanak-kanakan itu mirip seperti tayangan lucu yang menghibur. Tawa bayi memang menular secara alami karena dua detik kemudian semua orang dewasa disana tak tahan untuk ikut terkekeh gemas.

Nampaknya latihan tarik-ambil-nafas ala Chanyeol berhenti sampai disitu. Luhan juga tak lagi berbaring karena saat ini ia malah tengah melangkah menuju karpet dan duduk tepat didepan Sophi yang merangkak ke arahnya. Ketika Luhan mendudukannya di pangkuan, Sophi tiba-tiba menepuk-nepuk dada -payudara Luhan- dengan satu tangan.

Dear Future HusbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang