Stay

677 80 22
                                    

"Kau kenal Kris?"

Sehun diam.

Chanyeol lalu mendengus geli. "Kau tidak mengenalnya tapi seperti tahu banyak tentang dia. Kris itu sahabatku juga, aku mengenalnya begitu baik. Kalau ada orang asing yang harus kuawasi, itu dirimu! Jadi untuk apa Luhan harus menjauh dari Kris?"

"Karena aku kekasih Luhan." jawab Sehun lantang.

Chanyeol meledak tertawa. "Yaaa...kekanakan sekali alasanmu! Tak ada yang perlu kau takutkan dari Kris. Tak usah secemburu itu."

Rahang Sehun menegang dengan gigi terkatup rapat.

"Aku malah berharap bisa bertemu dengannya. Gosip abal-abal dan kedatangannya kemari sudah ramai dibicarakan. Gosip sialan itu juga menyeret nama Baekhyun. Tapi dia tak tahu apa-apa jadi jangan pernah kau bahas ini didepannya. Baekhyun tak pernah lagi membicarakan soal profesinya dulu." ujar Chanyeol dengan mata menatap sendu ke arah Baekhyun di ranjang.

Dua wanita disana masih terlibat obrolan seru.

"Aku serius, Park Chanyeol. Aku benar-benar meminta pertolonganmu untuk ini."

Chanyeol menoleh lagi. Tatapan polosnya itu kontras berlawanan dengan tatap tegas Sehun. Kemudian dengan nada santai ia hanya berujar pelan.

"Kau benar-benar mencintai Luhan rupanya."

"Aku baru tahu kalau laki-laki juga bisa serius bergosip!"

Mereka berdua tersentak bersamaan saat mendengar Luhan berseru kencang. Chanyeol yang masih bingung dengan maksud ucapan Sehun dan tidak tahu harus bertanya apa lagi hanya diam tak berkutik. Sedangkan Sehun sudah melangkah mendekati Luhan sambil mendengus tertawa.

"Sedang membicarakan apa, sih?" tuntut Luhan.

"Membicarakan Tiffany! Sehun bilang kalau dia punya body S line yang sempurna! Benar, kan?"

Sehun dan Baekhyun tertawa pada lelucon Chanyeol barusan dan membuat wajah Luhan merengut sebal. Lelaki itu lantas memutuskan untuk duduk di ujung ranjang tak jauh dari kaki Baekhyun.

"Melihatmu cemburu begini, berarti benar ucapan Sehun barusan. Sejak kapan kau mulai berpacaran? Ah, sial! Kenapa aku tidak peka?!"

"Apa?! Jadi kau tahu kalau aku-"

"Kalau kau dan Sehun berpacaran? Ya, aku tahu. Baru saja." jawab Chanyeol dengan mengedikkan dagu ke arah Sehun.

Pria itu hanya mengangkat bahu tak mau berkomentar lalu meraih jaket dan mengenakannya didepan Luhan yang masih mendelik tajam. Saat Chanyeol sudah kembali sibuk memijat jemari kaki Baekhyun sambil berbincang ringan, Luhan diam-diam mengekori Sehun yang berdiri didekat pintu kamar. Tanpa mengeraskan volume suara, wanita ini bertanya singkat.

"Kau memberitahu Chanyeol soal kita?"

Sehun menoleh agak terkejut melihat Luhan ada dibelakangnya seperti bayangan. "Apa?" tanyanya.

"Kau memberitahu Chanyeol soal kita?" ulang Luhan.

Senyum tipis melambung di bibir Sehun kala ia membalikkan badan dan memberi jawaban santai. "Ya. Aku memberitahunya. Jangan khawatir. Aku tidak membicarakan apapun soal cerita kita di Jeju atau kau yang bermalam di apartemen-"

Plak!

Wajah Luhan semakin terlihat galak dan malah membuat senyum Sehun semakin mengembang. Sehun memang selalu suka dengan raut wajah Luhan setiap kali perempuan itu marah atau kesal. Sangat polos dan menggemaskan baginya.

"Aku akan pulang. Tidur yang nyenyak dan tetap tenang. Ingat kalau mulai sekarang kau berbagi tempat dengan seorang ibu hamil." kata Sehun.

"Aku ikut."

Dear Future HusbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang