Touch Me Like You Do

927 79 21
                                    

"Dimana saja dia sudah menyentuhmu?" tanya Sehun, mengulang pertanyaan di malam sebelumnya. "Biar aku hapus semua jejak itu dengan caraku."

Sehun melepaskan pelukannya. Wanita didepannya itu hanya terdiam dengan bibir membuka dan mata basah menatapnya tak berkedip. Suatu pemandangan yang tidak pernah Sehun suka. Luhannya menangis, memasang wajah sendu penuh ketakutan. Dua ibu jari Sehun kemudian terulur ke sudut mata itu dan menghapus sisa tangis yang tertinggal. Setelahnya, ia mendekatkan wajah, mencium kening berponi Luhan sangat lama lalu turun mengecup cuping hidungnya sekilas.

"Aku tidak pernah tak menginginkanmu." lirihnya.

Luhan masih menatapnya tanpa ekspresi walau bibir Sehun yang ada didepan matanya kini sudah melengkungkan sebuah senyum manis.

Jemari Sehun mulai bermain di sebelah pipinya, membelai halus dagu, bibir dan leher wanita itu penuh kelembutan. Manik elang itu pun mengikuti ke arah mana jarinya menuju dan ketika sampai di pundak, Sehun menatap bagian itu cukup lama. Mungkin Luhan tahu apa yang Sehun lihat, maka ketika itu juga Luhan memalingkan wajahnya kesamping yang malah ditahan oleh tangan Sehun agar tetap mengarah padanya.

"Dan aku menginginkanmu malam ini." bisiknya lagi.

Ada sirat penuh keyakinan dari cara tatap Sehun saat itu. Percaya atau tidak, hal itulah yang membuat Luhan menyalurkan jawabannya melalui gestur di jari-jari lentiknya sendiri. Dua tangan kurus itu perlahan naik dari pinggang ke dada bidang lelaki yang tak bisa menyembunyikan senyum bahagianya saat ini. Akhirnya, Luhan menerimanya kembali.

Ia bahkan tengah membuka kancing kemeja Sehun satu persatu dengan senyum tipis agak mengembang. Setelah kemeja itu terlepas, Luhan diam mengamati kulit putih pucat semi berotot Sehun dengan tatapan sulit diartikan. Tapi tak berlangsung lama karena tiba-tiba saja Sehun menundukkan kepala sampai matanya sejajar dengan tulang selangka Luhan, tersenyum sebentar lalu mencium lembut permukaan dada yang penuh bercak itu dengan mata terpejam.

Perlakuan lembutnya ini berlanjut sampai ke ranjang. Sehun membawa Luhan kesana lalu menempatkannya tepat di tengah-tengah. Dalam keadaan seperti itu, Sehun diam-diam mengamati tubuh kekasihnya dari ujung kepala hingga ujung kaki. Lambat laun ia mengerti kenapa Luhan benci melihat dirinya didepan cermin. Terlalu banyak jejak Kris disana dan setiap kali menemukan bekas gelap di tempat-tempat tertentu, rahang Sehun akan mengeras dan tangannya mengepal semakin kuat. Lamunan pria itu tersadar ketika Luhan menarik selimut tipis berwarna putih didekat kakinya untuk menutupi tubuhnya sendiri. Ternyata tatapan Sehun barusan membuatnya cemas dan ragu. Terlihat dari kristal bening yang lagi-lagi muncul di sudut mata rusanya.

"Tidak. Jangan kau tutupi, Luhan." ujar Sehun lembut sambil merunduk agar wajahnya berada tepat diatas wajah Luhan yang malah meremas ujung selimut.

"Sssssttt...kau ingat siapa aku, kan?" tanya Sehun. Luhan nampak setengah bingung.
"Siapa aku, Luhan?" tanyanya lagi. Luhan masih tak menjawab.

Sehun kemudian menjatuhkan sebuah ciuman hangat ke pipi kanannya sekali. "Aku akan menghapus setiap senti jejaknya atas ijinmu. Kalau kau tidak nyaman dengan ini, maka tidurlah. Aku akan disini sampai kau terlelap." lirihnya.

Sehun belum mau bangkit. Ia masih menatap lekat wajah cantik itu untuk menanti keputusan Luhan. Hampir sekitar lima detik diam, Luhan akhirnya mengulurkan satu tangan ke bagian belakang kepala Sehun. Matanya saling beradu lurus saat ia mendorong kepala pria itu sampai bibirnya mengenai daun telinga Sehun,
"Sentuh aku."

Dalam suara pelan, lirih bisikan lembutnya itu sanggup menggetarkan gendang telinga Sehun yang menyunggingkan senyumnya diam-diam. Dan sebelum memulai semuanya, lelaki ini sempat kembali bertanya.

"Siapa aku, Luhan?"

"Sehun. Oh Sehun..."

"Kau bisa menyebutkan nama itu sebanyak apapun yang kau mau malam ini."
Luhan mau tak mau tertawa pelan dan membuat senyum di wajah Sehun semakin melebar.

Dear Future HusbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang