Doubt

600 80 23
                                    

"Akh! Ini sakit, Chanyeol!"

"Pegang bahuku!"

"Ssssh..."

"Oh Tuhan, Baek! Kenapa sempit begini?!"

"Bukan salahku!"

"Tahan, oke? Aku akan menariknya keluar."

"Tung- AKH!"

Bugh!

Bunyi benda jatuh berdebam barusan adalah suara tubuh Chanyeol. Pria itu terpental dan menabrak dinding kamarnya cukup keras. Dari keningnya mengalir peluh atas usaha yang baru saja ia lakukan pada sang istri, Baekhyun. Wanita hamil yang tengah duduk ditepi ranjang.

"Jangan pernah...kau pakai sepatu ini lagi. Paham?" Chanyeol bertanya tegas dengan nafas memburu. Satu stiletto biru gelap teracung di tangan kanannya.

Baekhyun tertawa polos sambil menganggukkan kepala. "Mian. Itu kado dari dokter Huang. Aku hanya ingin mencobanya."

"Yah...dan membuatku berakhir seperti pelari maraton karena ukurannya sangat sempit di kakimu!"

Pasangan pengantin baru itu kemudian terkekeh geli bersamaan.

Malam selesai acara, keduanya kembali ke kediaman orang tua Chanyeol dimana saat ini mereka menempati kamar lama si pengantin pria. Hanya saja, ranjang yang dulunya diperuntukkan bagi satu orang, kini sudah berganti lebih besar. Jelas cukup untuk menampung keduanya.Dan kejadian barusan tak lain karena ulah gegabah Baekhyun yang memaksakan diri ingin memakai sepatu ber hak tinggi yang ia temukan di tumpukan hadiah para tamu undangan. Dari note kecil yang ada disana, tulisan ramping sang dokter muda Huang Zitao terpampang jelas.

"Ingat kau sedang hamil. Sepatu hak tinggi seperti ini tidak aman, kan?"

"Aku mengerti. Sekali lagi, maafkan aku sayang..." ujar Baekhyun dengan nada genit, "karena hamil, kakiku sedikit membengkak."

Chanyeol bangkit berdiri lalu melempar sepatu itu ke tumpukan hadiah di sudut kamar.

"Kau membuatku berkeringat! Aku akan mandi lagi. Tidurlah duluan." ujarnya.

"Ha? Kau menyuruhku...tidur?"

"Iya. Kenapa?"

Baekhyun refleks menelan ludah. Bagaimana bisa di 'malam pertama' mereka sebagai pasangan suami istri ini Chanyeol menyuruhnya untuk tidur begitu saja? Apakah pria itu terlalu polos atau malah Baekhyun yang terlalu agresif?

"Ti-tidak apa-apa. Selamat malam."

Chanyeol mengangguk kemudian masuk ke dalam kamar mandi. Merasa tak ada 'sinyal' apapun, Baekhyun melenguh panjang lalu beringsut keatas ranjang sambil tertawa geli. Ia berharap Chanyeol tidak menyadari apapun atas pertanyaannya tadi. Menurutnya, pasti Chanyeol sengaja tidak melakukan hal itu sekarang karena tak mau membuat Baekhyun kelelahan.

Begitukah?

Tidak. Dugaan Baekhyun meleset. Total!

Chanyeol tidak bersegera untuk mandi. Pria ini malah sibuk dengan ponsel di telinga kiri sambil mondar-mandir di ruangan kotak itu. Sampai nada sambung berbunyi untuk yang kedelapan kali, barulah langkahnya terhenti.

"Dimana otakmu menghubungiku tengah malam begini? Aku bahkan baru tiba di kamarku!"

"Dokter Huang, bantu aku!"

Dua detik diam, tiba-tiba saja suara tawa melengking bernada ejekan itu terdengar, "Ohooo...apa kita sudah bukan lagi musuh bebuyutan, Park Chanyeol?"

"Aku serius!" desis Chanyeol.

Zitao melenguh sebentar, kemudian berujar santai. "Ada apa? Bukankah seharusnya kalian berdua sedang melakukan 'kesibukan' sebagai suami istri malam ini? Baekhyun baik-baik saja, kan?"

Dear Future HusbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang