。 sixteen, 𝙝𝙮𝙪𝙣𝙜𝙙𝙚𝙪𝙡 .

888 189 29
                                    

"aAAAuUWwWww!!"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.








"aAAAuUWwWww!!"

semuanya seketika menutup kedua telinga masing-masing ketika teriakan wooyoung memasuki gendang telinga mereka. san yang berada tepat disampingnya sedang mengoles obat merah pada luka di pelipis wooyoung menendang kakinya. "kaget!"

"sakit!"

yunho, mingi, yoohyeon, dan minji menyimak dalam diam. menunggu san untuk selesai mengobati wooyoung dan segera melanjutkan misi selanjutnya.

televisi ruang tengah menyala dengan volume sedikit keras. media memberitakan, bahwa bank telah kebobolan oleh sekelompok orang bertopeng badut. entah bagaimana mereka dapat mengambil gambar mereka sedang berlarian di dalamnya. juga, media membeberkan video di mana yunho yang tidak sengaja melupakan topengnya. yang otomatis, rambut merah mudanya dapat terlihat dengan jelas di sana. untung saja, wajahnya tidak terlihat.

reaksi yunho sendiri malah berbanding terbalik dari seharusnya. ia malah menghiraukannya saja, seperti hal itu hanyalah masalah kecil yang tak perlu dibesar-besarkan. melupakan fakta bahwa yang panik berlebih adalah partner-partnernya sendiri.

"jika saja kau tak melupakan topengmu itu, kau tak perlu repot-repot cat rambut lagi nantinya."

yunho menoleh, mendapati mingi yang duduk bersila di bawahnya, punggungnya bersandar di sofa. jemarinya sibuk memakaikan plester pada jemari yang lainnya. bisa dilihat, banyak lecet dan lebam disekitaran jarinya.

"hanya mengecat rambut saja, gampang." ujarnya. tubuhnya ia majukan, menarik jemari mingi yang baru terpasang dua plester. "bisa-bisanya seperti ini, huh?"

mingi menyengir bodoh, malah menyodorkan jari yang satunya, menunjukkan pada yunho. "ini namanya pria tangguh."

"the fuck pria tangguh pusarmu berbentuk kotak."

yunho dengan watadosnya memukul-mukul jari-jari itu sembari tersenyum lebar. mingi kesakitan sebenarnya. lecetnya itu disebabkan oleh senapan kesayangannya yang selalu ia genggam setiap menit. selain itu, ia pun setiap bangun tidur selalu meninju tembok. padahal juga ada benda empuk lainnya yang dapat digunakan sebagai pelampiasan hasrat memukul.

namun dirinya juga tidak menariknya dari jangkauan yunho. ingat? mingi suka melihat yunho tersenyum lebar seperti itu. mingi juga suka dirinya yang menjadi alasan senyum itu mengembang manis di wajahnya. ia berharap ia dapat melihat senyum itu lebih sering kedepannya.

yunho mengambil plester di pangkuan mingi, membuka bungkusan itu dan menempatkannya pada salah satu luka di jari mingi. "tada!"

kekehan pelan keluar dari bibir mingi, memandang senyum yang kian melebar seiring dengan mata bulatnya berbinar senang. yunho bahkan bahagia sekali ketika dirinya memplester luka-luka mingi, sesederhana itu.

"seharusnya luka ini lebih dalam, agar kau lebih kesakitan lagi!" yunho menunjuk luka yang berada di ibu jari mingi, memainkannya dengan menusuk seperti sebuah bubble wrap.

𝘀𝗲𝗹𝗰𝗼𝘂𝘁𝗵 ◞ minyun .   [ DISCONTINUED. ] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang