"you what?!"seruan marah seonghwa memenuhi ruang besarnya. membuat siyeon yang sedang menghitung banyaknya noda pada jendela besar di sana sedikit terlonjak kaget. mata tajamnya melirik ke arah sang adik yang sedang berbicara dengan seseorang di telepon. oh, benar-benar marah rupanya. tak mau membuat keadaan memburuk, siyeon kembali berpaling untuk melanjutkan aktivitasnya menghitung noda pada jendela seraya mengangguk-angguk. walau diam-diam ia juga menguping sedikit.
"why didn't you tell me first?! kau benar-benar—aish!" seonghwa berseru lagi, dadanya naik turun sebab emosi yang membuncah. buku jarinya memutih karena mencengkram erat meja kaca di depannya. "bagaimana jika mereka dalam bahaya, huh?! you crazy dumbass!"
hening sebentar, lalu tak lama dengan hembusan kasar seonghwa memutus panggilan. ponselnya ia lempar keras di atas meja, tak peduli jikalau retak. tangannya ia gunakan untuk mengacak surai gelapnya.
siyeon perlahan mendekat, walau dalam hati sedikit cemas jika saja seonghwa bisa melempar sebuah kursi pada wajahnya. tapi tentu perempuan itu dapat mengontrol ekspresi dengan sangat baik. toh nanti jika hal itu benar-benar terjadi, ia akan membalasnya dengan melempar dengan sebuah rak buku.
"ada apa?" tanyanya, berusaha lembut tetapi memang sudah aslinya siyeon tak bisa berkata lembut. pertanyaannya begitu sinis, walaupun dirinya tak bermaksud.
seonghwa kembali menghela napas, menggeleng sembari memijat pelipis. "byeongkwan and the gang benar-benar tak ingin menjalankan rencana yang sudah kubuat dengan baik. yunho dan teman-temannya akan ke meksiko minggu depan." jelasnya singkat, tak ingin lama-lama berbicara.
perempuan dengan rambut lurus yang kini sudah terpotong pendek sebahu itu berdecak. "why you mad tho? bukankah bagus mengirim mereka lebih cepat, lagipula rencanamu terlalu lambat dan mudah ditebak oleh organisasi bajingan yang sialnya juga memiliki akal yang pintar itu." balas siyeon sarkas. tak sadar seonghwa menatapnya tajam.
"mereka bisa dalam bahaya." seonghwa berujar dingin dan lagi-lagi siyeon hanya menganggapnya tak terlalu mengerikan. malah menyebalkan.
"aku tau kata 'mereka' yang baru saja kau katakan hanya tertuju pada yunho. kau tak begitu peduli dengan yang lain. " dengan menyilangkan kedua lengan di depan dada, siyeon berucap seraya menatap seonghwa lekat-lekat. "dari awal kau sudah mengizinkannya untuk bergabung di sini. kau tentu sadar apa yang sedang menjadi pekerjaanmu, seonghwa. dan kau juga sudah pasti tahu apa yang akan menjadi konsekuensi jika bergabung di sini, di sebuah perkumpulan mafia."
"bahaya pasti berada dimana-mana jika sudah resmi menjadi seorang mafia. lalu lantas mengapa kau mengizinkan yunho untuk bergabung jika saja kau tak ingin dirinya terluka? kau boleh merasa khawatir, tapi jangan bodoh." perempuan yang menjadi kakak kandung seonghwa itu berjalan mendekat ke arah sang adik, kemudian menjitak dahi seonghwa pelan.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝘀𝗲𝗹𝗰𝗼𝘂𝘁𝗵 ◞ minyun . [ DISCONTINUED. ]
Random[ d i s c o n t i n u e d . ] we sin as devils do, and we love as angels do. ───────── ノ mafia! au . ノ bxb . ノ violence warning . ノ written in lowercase . ノ semi-baku . ノ harsh word . ノ dom! mg sub! yh . ───────── ©️heibee, 2020